HIDUP ini ibarat perjalanan singkat, tidak ada yang tahu kapan kita berhenti di stasiun terakhir. Jika setiap langkah diisi dengan penyesalan, maka kita hanya akan kehilangan waktu yang berharga. Penyesalan tidak pernah mengubah masa lalu, tetapi selalu bisa menghalangi masa depan. Maka, berhentilah menoleh terlalu lama ke belakang.
Banyak orang terlalu sibuk meratapi kesalahan sehingga lupa membuka lembaran baru. Padahal, setiap hari adalah kesempatan segar yang Allah berikan untuk memperbaiki diri. Menyesal itu wajar, tetapi berlarut-larut di dalamnya adalah kerugian. Jadikan penyesalan hanya pintu masuk menuju perbaikan, bukan penjara yang mengikat.
Waktu bergerak tanpa menunggu siapa pun. Setiap detik yang kita buang untuk menyesal adalah detik yang seharusnya bisa dipakai untuk bangkit. Kesalahan tidak membuat kita gagal selamanya, kecuali jika kita menolak untuk belajar darinya. Ingat, hidup terlalu singkat untuk mengulang-ulang kesedihan yang sama.
Lihatlah langit, ia tetap biru meski kemarin mendung. Begitu pula hidup kita, selalu ada harapan baru meski pernah terjatuh. Jangan biarkan luka lama menutup pintu kebahagiaan yang sedang mengetuk hari ini. Hiduplah dengan kesadaran bahwa setiap detik adalah hadiah.
Baca Juga: Tanpa Jasa Orang Lain, Kamu Hanya Nol Besar
Menyesal itu manusiawi, tetapi berdiam dalam penyesalan itu pilihan. Kita bisa memilih untuk memaafkan diri sendiri dan melangkah lebih kuat. Hidup ini bukan tentang siapa yang tidak pernah salah, tetapi tentang siapa yang terus mencoba memperbaiki diri. Semakin cepat kita berdamai, semakin ringan langkah kita ke depan.
Hidup terlalu singkat untuk diisi dengan kalimat “andai saja.” Kata “andai” hanya menahan kita di masa lalu yang sudah selesai. Yang penting adalah apa yang bisa kita lakukan hari ini dan sekarang. Karena hanya saat ini yang nyata, bukan kemarin, bukan esok yang belum pasti.
Kadang, kita menunda kebahagiaan karena sibuk mengingat luka. Kita lupa bahwa kebahagiaan itu sederhana: hati yang tenang, jiwa yang ikhlas, langkah yang yakin. Jika terus menyesali masa lalu, kita hanya menunda semua kebaikan yang bisa kita rasakan hari ini. Maka, belajarlah untuk melepaskan dan merelakan.
Hidup ini singkat, tapi cukup untuk melakukan banyak kebaikan jika kita fokus. Jangan biarkan penyesalan merampas semangat kita untuk memberi makna. Jadilah cahaya bagi orang lain meski pernah redup di masa lalu. Karena orang yang bermanfaat tidak pernah dinilai dari masa lalunya, tetapi dari apa yang ia lakukan hari ini.
Baca Juga: Jamaah Umrah KBIH Al-Fatah Kunjungi Kota Badr, Kenang Perjuangan Rasulullah
Kita tidak bisa kembali ke masa lalu, tapi kita bisa membentuk masa depan. Kesalahan kemarin adalah guru, bukan hukuman. Jangan takut melangkah lagi hanya karena pernah jatuh. Ingatlah, jatuh bukan berarti kalah, kecuali jika kita memilih untuk tidak bangun.
Hidup ini terlalu berharga untuk disia-siakan dalam penyesalan yang panjang. Kita hanya punya sekali kesempatan untuk menjalaninya, maka jalani dengan sepenuh hati. Tinggalkan beban masa lalu, mulailah dengan senyum hari ini. Sebab, hidup hanya menjadi indah jika kita berani melanjutkan perjalanan.
Tidak ada manusia yang sempurna, semua pernah salah, semua pernah terluka. Bedanya, ada yang memilih bangkit dan ada yang memilih berhenti. Jika hari ini kita masih diberi napas, artinya Allah masih memberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Jangan sia-siakan kesempatan itu dengan terus meratap.
Hidup terlalu singkat untuk menyesal, maka pilihlah untuk bersyukur. Syukuri masa lalu yang penuh pelajaran, syukuri hari ini yang penuh peluang. Jangan biarkan masa depan gelap hanya karena kita tidak mau melangkah. Bangkitlah, jalani hidup dengan penuh keberanian, karena hidup yang sesungguhnya adalah sekarang.[]
Baca Juga: Indonesia Tegaskan Kedaulatan Hukum Produk Halal di Tengah Perang Dagang Amerika
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Program Akselerator Dukung Startup Halal & Etis Tembus Pasar Global