PERNAHKAH kamu duduk sendiri di malam hari, menatap langit, lalu bertanya, “Untuk apa aku hidup? Apakah semua ini ada artinya?” Jika iya, ketahuilah bahwa kamu tidak sendiri. Banyak pemuda Gen Z di dunia ini yang merasa gamang, bimbang, dan kehilangan arah.
Di tengah riuhnya dunia digital, banjirnya informasi, dan standar hidup yang begitu tinggi di media sosial, banyak dari kalian merasa kecil, tidak cukup, tidak berguna. Tapi dengarlah baik-baik: hidupmu sangat berarti. Allah tidak menciptakanmu sia-sia.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an, “Apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu secara main-main (tanpa tujuan), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Qs. Al-Mu’minun: 115)
Ayat ini seperti petir yang menyambar kesadaran kita. Hidup ini bukan kebetulan. Kamu tidak lahir hanya untuk menghabiskan waktu di depan layar, membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain, lalu merasa gagal. Kamu tidak ada di dunia ini hanya untuk mengejar likes, followers, atau validasi dari manusia. Kamu diciptakan oleh Zat Yang Maha Sempurna, Maha Tahu apa yang terbaik untukmu, dan Dia menciptakanmu dengan tujuan yang agung.
Baca Juga: Menyeberang Jalan dengan Earphone di Telinga, Bahaya untuk Diri Sendiri dan Orang Lain
1. Kamu Punya Misi Mulia: Menjadi Khalifah di Bumi
Allah menciptakan manusia sebagai khalifah, sebagai pemimpin di bumi (QS. Al-Baqarah: 30). Itu artinya, kamu punya tugas besar, misi suci, dan tanggung jawab yang luar biasa: untuk memakmurkan bumi, menyebarkan kebaikan, menegakkan keadilan, serta menjaga ciptaan Allah.
Bayangkan, di antara miliaran bintang dan planet di alam semesta, hanya di bumi Allah menciptakan makhluk sepertimu. Kamu istimewa. Dirimu bukan produk gagal. Kamu bukan angka statistik. Kamu adalah ciptaan terbaik dari Pencipta yang Maha Sempurna (QS. At-Tin: 4). Dan setiap jiwa yang diciptakan-Nya membawa potensi unik.
Potensi itu bisa berupa kecerdasan, empati, kreativitas, kepedulian sosial, keahlian dalam menulis, menggambar, berbicara, berdakwah, atau mendengarkan. Masing-masing kita membawa “warna” yang dibutuhkan dunia.
Baca Juga: Empat Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Lolos APIE di Jepang
Sayangnya, banyak pemuda hari ini yang tersesat dalam ekspektasi palsu dunia. Terlalu sibuk mengejar kesuksesan semu, lupa bahwa keberhasilan sejati bukan soal menjadi viral atau kaya raya, tapi tentang seberapa banyak kebaikan yang kita tanam di dunia ini, seberapa banyak cahaya yang kita tebarkan dari hidup yang kita jalani.
Kamu mungkin belum tahu seberapa hebat dirimu. Tapi Allah tahu. Allah sudah membekalimu dengan fitrah dan kemampuan. Tugasmu adalah menggali, mengembangkan, dan menggunakan potensi itu untuk kebaikan. Jangan remehkan dirimu hanya karena orang lain tidak mengapresiasimu. Sebab yang paling penting adalah penilaian Allah atas hidupmu, bukan komentar manusia.
2. Luka dan Ujian Hidupmu Adalah Jalan Menuju Kekuatan
Sering kali kita berpikir bahwa hidup yang penuh masalah adalah tanda Allah tidak sayang. Padahal, justru ujian adalah bentuk cinta-Nya. Dalam QS. Al-Baqarah: 155, Allah berfirman bahwa Dia akan menguji kita dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan kabar gembira diberikan kepada siapa? Kepada orang-orang yang sabar.
Baca Juga: Sekolah Boleh Formal, Tapi Belajar Harus Total!
Kamu pernah kecewa? Dikhianati? Gagal dalam sesuatu yang kamu perjuangkan habis-habisan? Disakiti oleh orang yang kamu percaya? Jangan pikir itu semua sia-sia. Karena dalam kekecewaan itu, Allah sedang mendidik hatimu. Dalam kegagalan itu, Allah sedang membentuk jiwamu. Dalam rasa sakit itu, Allah sedang membersihkan dosa dan mendekatkanmu kepada-Nya.
Tidak ada luka yang sia-sia. Tidak ada air mata yang tak bernilai. Setiap penderitaanmu, jika kamu hadapi dengan sabar dan ikhlas, akan menjadi tangga yang mengangkatmu lebih tinggi. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kesulitan, kelelahan, kecemasan, kesedihan, gangguan, atau kesusahan hingga duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapus sebagian dosa-dosanya karena itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi, jika kamu sedang melalui masa-masa gelap, jangan menyerah. Peluklah rasa sakit itu sebagai bagian dari perjalananmu menuju versi terbaik dirimu. Allah sedang menyiapkan sesuatu yang lebih besar. Tapi kamu harus bertahan. Jangan tinggalkan shalatmu, jangan lupakan zikir, jangan putuskan hubungan dengan Al-Qur’an. Sebab dalam kegelapan hidup, cahaya hanya datang dari Allah.
Jadilah Pemuda yang Menggetarkan Langit
Baca Juga: Mahasiswa Myanmar Belajar Bahasa dan Budaya Aceh
Pemuda yang hidupnya berarti adalah mereka yang membawa perubahan, yang membuat kebaikan di mana pun mereka berada. Bukan karena mereka ingin dipuji, tapi karena mereka tahu bahwa mereka sedang menjalani perintah Allah. Jadilah seperti Mush’ab bin Umair, pemuda tampan dari keluarga kaya yang rela meninggalkan segalanya demi dakwah. Jadilah seperti Ali bin Abi Thalib, pemuda pemberani yang mencintai ilmu dan keadilan. Jadilah seperti para pemuda Ashabul Kahfi, yang menjaga iman meski harus tidur dalam gua selama berabad-abad.
Kamu bisa jadi bagian dari sejarah. Kamu bisa jadi alasan mengapa orang lain semangat hidup. Kamu bisa jadi jalan hidayah untuk teman-temanmu. Tapi semua itu dimulai dari keyakinan ini: Hidupku berarti. Allah menciptakanku untuk sesuatu yang besar.
Mulailah dari langkah-langkah kecil:
-
Bangun lebih pagi untuk shalat tahajud, biarkan jiwamu berkomunikasi dengan langit.
Baca Juga: Update Skill, Upgrade Iman: Kunci Sukses Pemuda Masa Kini
-
Baca dan renungi Al-Qur’an setiap hari, walau satu ayat.
-
Perbaiki hubungan dengan orang tua dan keluarga.
-
Berani berkata “tidak” untuk maksiat, meski semua orang melakukannya.
-
Gunakan media sosial untuk menyebarkan inspirasi, bukan hanya hiburan.
Baca Juga: Indonesia Teken Janji Nasional untuk Reformasi Sistem Pendidikan di KPI 2025
-
Pelajari sesuatu yang bermanfaat, dan gunakan untuk ummat.
Jangan Pernah Ragukan Dirimu
Wahai pemuda, kamu tidak datang ke dunia ini secara kebetulan. Allah memilihmu untuk lahir di zaman ini karena Dia tahu kamu bisa melewati tantangan zaman ini. Kamu ditakdirkan menjadi bagian dari generasi yang akan mengubah dunia—bukan dengan kekuatan fisik, tapi dengan keteguhan iman, kejernihan akal, dan kelembutan hati.
Saat kamu merasa kosong, ingatlah Allah. Saat kamu merasa gagal, datanglah kepada Allah. Dan saat kamu ingin menyerah, kuatkan hatimu dengan doa ini,
Baca Juga: Kamu Pernah Gelisah? Ini Tandanya Hati Kamu Masih Hidup
“Ya Allah, jangan biarkan hidupku berlalu tanpa makna. Jadikan aku cahaya di tengah kegelapan. Gunakan aku untuk agama-Mu, dan bimbing aku agar selalu dekat dengan-Mu.”
Karena pada akhirnya, yang paling penting bukan apa kata dunia, tapi apa yang Allah tulis dalam kitab-Nya tentang kita. Hidupmu berharga. Hidupmu penuh makna. Karena Allah tidak menciptakanmu sia-sia.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pintar Tapi Sombong, Cerdas Tapi Tak Tahu Diri: Gagalnya Pendidikan Tanpa Adab