Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hijabmu Bukan Beban, Tapi Kemuliaan

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 56 menit yang lalu

56 menit yang lalu

5 Views

Hijabmu adalah kemuliaan.(Foto: ig)

ADA kalimat sederhana yang sering terdengar di telinga para muslimah: “Capek ya, pakai hijab terus?” atau “Nggak panas?” Bahkan ada pula yang melontarkan komentar bernada meremehkan: “Hijab itu bikin ribet, bikin hidup terbatas.” Namun, bagi hati yang telah Allah lembutkan dengan iman, hijab bukanlah beban. Ia adalah kemuliaan yang tak bisa diganti dengan apa pun – bukan oleh tren, bukan oleh standar kecantikan dunia, dan bukan oleh penilaian manusia.

Hijab adalah tanda bahwa seorang perempuan menjaga dirinya dengan cinta, bukan dengan keterpaksaan. Ia bukan simbol keterbelakangan, tetapi lambang kehormatan. Ia bukan penjara, tetapi pelindung yang memuliakan. Saat seorang muslimah menutup auratnya, ia sebenarnya sedang membuka pintu-pintu kebaikan yang mungkin tak pernah ia sadari. Setiap langkah yang ia ayunkan dengan hijab di kepalanya adalah saksi bahwa ia memilih Allah di atas segala bisikan dunia.

Bagi sebagian orang, menutup aurat mungkin terlihat mudah: tinggal pakai kain, selesai. Tapi bagi seorang muslimah, hijab adalah perjalanan. Ada pergulatan di dalam hati, ada godaan lingkungan, ada tuntutan gaya hidup, dan ada komentar-komentar yang kadang menyakitkan. Karena itulah Allah menjanjikan pahala besar bagi wanita yang tetap istiqamah menjaga hijabnya meski terasa berat. Sebab hijab adalah ibadah yang dilakukan setiap detik—setiap angin yang berhembus, setiap tatapan yang datang, setiap langkah yang menuntut kesabaran.

Hijab membuat seorang muslimah sadar bahwa ia bukan perempuan sembarangan. Ia punya martabat, ia punya harga diri, ia punya standar. Ia tidak memamerkan kecantikannya untuk dunia, tetapi menyimpannya hanya untuk mereka yang pantas: suami, mahram, dan lingkup yang dibenarkan syariat. Dan sesungguhnya, tidak ada perempuan yang menjadi rendah karena menutup auratnya. Justru dengan itulah ia sedang menigkatkan nilai dirinya.

Baca Juga: Peran Ibu Rumah Tangga dalam Menanamkan Narasi Perjuangan Palestina

Namun ada hal yang lebih indah dari itu semua: hijab bukan hanya menutup kepala, tetapi menuntun hati. Banyak muslimah merasa, setelah berhijab, perilakunya berubah. Ia lebih tenang, lebih lembut, lebih hati-hati dalam bertindak, dan lebih sadar bahwa ia tengah membawa identitas Islam ke mana pun ia pergi. Betapa banyak perempuan yang tadinya mudah marah, kini lebih sabar karena ia tak ingin mencoreng kehormatan hijabnya. Betapa banyak yang tadinya kurang percaya diri, kini justru memancarkan ketegasan dan kekuatan karena ia tahu Allah sedang memuliakannya.

Hijab bukan hanya pakaian; ia adalah deklarasi cinta kepada Tuhan. Ketika seorang muslimah memilih menutup aurat, ia sebenarnya sedang berkata kepada dunia: “Aku tidak menuruti kalian, aku menuruti Rabbku.” Dan keputusan itu tidak pernah sederhana. Perlu keberanian untuk berbeda, perlu keyakinan untuk konsisten, perlu kekuatan untuk menolak standar dunia tentang “cantik”.

Sebab dunia sering menawarkan standar kecantikan yang menipu. Dunia berkata: tunjukkan tubuhmu agar dihargai. Islam berkata: tutupi tubuhmu agar dihormati. Dunia berkata: jadilah pusat perhatian. Islam berkata: jadilah pusat kemuliaan. Dunia berkata: perempuan cantik adalah yang terlihat. Islam berkata: perempuan cantik adalah yang Allah lihat hatinya bersih dan taat.

Hijabmu bukan beban. Jika hari ini kamu merasa letih, itu wajar. Jika kadang kamu merasa ingin menyerah, itu manusiawi. Tetapi ingatlah: setiap kali kamu memperbaiki niat, setiap kali kamu tetap memakai hijab saat panas terik, saat lelah, saat tidak ada orang yang melihat—semua itu tersimpan sebagai pahala yang bahkan tidak kamu sadari. Tidak ada ibadah yang lebih sering kamu lakukan sepanjang hari selain hijabmu.

Baca Juga: Saat Ilmu Ditinggalkan, Hati Ibu Menjadi Bisu

Ada jutaan perempuan di luar sana yang memohon diberi hidayah berhijab. Ada yang tidak bisa berhijab karena lingkungan, karena tekanan, atau karena keselamatan. Tetapi kamu… Allah memilihmu, memampukanmu, dan menguatkanmu. Bukankah itu sebuah kemuliaan besar?

Suatu hari kelak, ketika seluruh manusia berdiri di hadapan Allah, penutup yang kamu jaga di dunia akan menjadi cahaya yang menaungimu. Keringat yang kamu teteskan karena memakai hijab akan berubah menjadi keteduhan. Dan setiap kali kamu memilih menutupi dirimu karena Allah, Dia akan membalaskannya dengan sesuatu yang jauh lebih indah.

Hijab bukan beban bagimu. Hijab adalah cara Allah memuliakanmu. Ia adalah mahkota lembut yang tidak selalu tampak berkilau di mata manusia, tetapi bersinar terang di sisi-Nya. Dan apa pun yang datang dari Allah, pasti untuk kebaikanmu.

Maka, wahai muslimah… tetaplah teguh. Jika hijabmu terasa berat, ingatlah bahwa surga pun tidak murah. Jika lingkungan meremehkanmu, ingatlah bahwa Allah sedang meninggikanmu. Jika dunia tidak memahamimu, ingatlah bahwa Rabb-mu mencintaimu.

Baca Juga: Ibu Akhir Zaman: Sibuk di Dunia, Lupa Mendidik Jiwa

Karena pada akhirnya, hijabmu bukan sekadar kain. Hijabmu adalah kemuliaan.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Istri Salehah, Suami Lalai

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Khadijah
Khadijah
Kolom
Kolom