Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hijrah Hati dan Diri: Panduan Syariah untuk Transformasi Spiritual dan Pribadi

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 12 detik yang lalu

12 detik yang lalu

0 Views

Hijrah itu bukan sekedar berpindah tempat, tapi jauh lebih penting adalah hijrah hati dan diri (foto: ig)

Bicara hijrah tentu saja bukan sekedar pandangan dari satu sisi. Hijrah adalah sebuah kata yang punya makna luas dan mendalam. Karena hijrah bukan sekedar basa basi apalagi formalitas, maka hijrah yang baik dan benar adalah hijrah yang dilakukan dengan ilmu dan iman. Hijrah tanpa ilmu hanya akan menjadi sebuah kesia-sian belaka. Hijrah tanpa iman tidak akan pernah memberi dampak positif sedikitpun.

Bicara hijra tentu saja bukan sekedar hijrah secara fisi dari satu tempat ke tempat lainnya. Hijrah bukan sekedar bicara tentang diri, tapi jauh lebih penting dari proses hijrah itu adalah bagaimana mengondisikan hati untuk bertekad mengisi kehidupan yang singkat ini dengan menaati segala aturan dari Allah dan Rasul-Nya. Hijrah itu harus punya bobot agar kelak melahirkan bibit-bibit keimanan yang bisa berbuah hingga ke surga.

Hijrah secara harfiah berarti berpindah atau meninggalkan sesuatu menuju keadaan yang lebih baik. Dalam konteks Islam, hijrah tidak hanya berarti perpindahan fisik seperti yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dari Makkah ke Madinah, tetapi juga mencakup transformasi hati dan diri menuju ketaatan kepada Allah. Hal ini menjadi dasar untuk membangun kehidupan yang lebih baik sesuai syariat-Nya.

Hijrah hati adalah proses penyucian hati dari sifat-sifat negatif, seperti iri, dengki, sombong, dan tamak. Dengan hati yang bersih, individu dapat memiliki niat yang ikhlas dalam beribadah dan menjalani kehidupan sesuai ajaran Islam. Hijrah hati menjadi pondasi yang kuat untuk melaksanakan hijrah diri secara konsisten.

Baca Juga: Aksi Peduli Palestina: Cara Efektif dan Nyata Membantu Sesama yang Membutuhkan

Niat adalah komponen utama dalam hijrah hati dan hijrah diri. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung pada niatnya…” (HR. Bukhari dan Muslim). Niat yang tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah akan membuat proses hijrah menjadi ibadah yang berpahala.

Hijrah diri melibatkan perubahan perilaku, kebiasaan, dan lingkungan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ini mencakup peningkatan ibadah, seperti shalat tepat waktu, membaca Al-Qur’an, dan menjauhi maksiat. Transformasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas spiritual tetapi juga membentuk karakter dan etika yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Hijrah hati dan diri seringkali menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam diri maupun lingkungan sekitar. Godaan untuk kembali kepada kebiasaan lama adalah hal yang umum. Oleh karena itu, diperlukan kesabaran dan keistiqamahan dalam menjalani proses ini. Dukungan dari lingkungan yang positif juga membantu mempertahankan semangat hijrah.

Ilmu syariah adalah komponen penting dalam proses hijrah. Dengan memahami ajaran Islam secara mendalam, seseorang dapat mengetahui mana yang halal dan haram, serta memahami hikmah di balik perintah dan larangan Allah. Menuntut ilmu secara konsisten akan memandu hijrah hati dan diri agar tetap di jalan yang benar.

Baca Juga: Enam Cara Mudah Bantu Palestina

Allah sendiri telah memuji orang-orang yang berhijrah dalam berbagai ayat Al-Qur’an. Salah satunya dalam Surah An-Nisa ayat 100, “Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak…” Hadis-hadis juga menjelaskan bahwa hijrah adalah ibadah yang mulia dan berpahala besar.

Hijrah dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengubah kebiasaan kecil, seperti menghindari perkataan kotor, menjaga pergaulan yang baik, serta lebih banyak berdzikir dan berdoa. Perubahan ini mungkin terlihat sederhana, tetapi jika dilakukan secara konsisten akan membawa dampak positif yang besar.

Bergabung dengan komunitas atau majelis ilmu yang mendukung hijrah akan membantu menjaga semangat dan motivasi. Dalam komunitas ini, anggota dapat saling berbagi pengalaman, dukungan moral, dan pengetahuan agama. Hal ini membantu memperkuat hijrah hati dan diri dalam jangka panjang.

Hijrah hati dan diri bukan hanya memberikan manfaat spiritual tetapi juga mempengaruhi kehidupan dunia. Individu yang berhijrah akan memiliki kehidupan yang lebih tenang, penuh makna, dan terarah. Selain itu, hijrah menjanjikan keberkahan dan pahala di akhirat sebagai ganjaran atas usaha mendekatkan diri kepada Allah.

Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?

Hijrah hati dan hijrah diri adalah proses berkelanjutan yang menuntut niat tulus, usaha sungguh-sungguh, dan kesabaran. Dengan hijrah, seorang Muslim dapat meningkatkan kualitas diri dan mencapai kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai syariat. Mari jadikan hijrah sebagai langkah nyata menuju kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Suriah dan Corak Bendera yang Berganti

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Khadijah
Kolom
Kolom