Hikmah Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Hikmah Berbuat Baik Terhadap Orang Lain. (Foto: tabungwakaf.com)
Berbuat Baik Terhadap Orang Lain. (Foto: tabungwakaf.com)

Oleh: Annisa Fithri Nurjannah, Mahasiswa Komunikasi Penyiaran STAI Al-Fatah, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat

Ada sebuah  pepatah mengatakan, “jika kita berbuat baik sesungguhnya kita telah berbuat baik bagi diri kita sendiri, dan jika kita berbuat kejahatan sesungguhnya kejahatan itu adalah bagi diri kita sendiri.” Begitulah sebuah pepatah mengatakan tentang berbuat kebaikan dan berbuat kejahatan.

Terdapat sebuah kisah dari Rasulallah Shallahu ‘Alaihi Wasallam, bahwa Pada zaman Rasulullah masih hidup, ada salah seorang sahabat yang bertanya kepadanya. Ketika itu, Rasulullah sedang berkumpul bersama para sahabatnya. Salah seorang sahabat tersebut bertanya.”Mengapa harus berbuat baik kepada sesama manusia dan  makhluk yang lainnya?”Rasulullah lalu bersabda:

“Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin dari kesusahan dunia, maka Allah akan melepaskan satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan, maka Allah akan memberi kemudahan kepadanya di dunia dan akhirat. Kemudian, barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan sesungguhnya Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selagi hamba itu sudi menolong saudaranya.”

Mendengar jawaban Rasulullah tersebut para sahabat yang lain menganggukkan kepala tanda mereka telah mengerti dan memahami maksud pembicaraan Rasulullah.

Kemudian Rasullullah kembali melanjutkan sabdanya, “Maka ulurkan bantuan dan pertolongan kepada orang lain meskipun di saat itu kalian membutuhkannya. Itulah yang akan menyelamatkan dari kesusahan yang amat dahsyat di hari kiamat kelak, karena kalian melakukannya dengan benar-benar ikhlas karena Allah.”

Berbuat baik pada dasarnya adalah wajib, yaitu menunaikan hak-hak mereka yang wajib, seperti berbakti kepada orang tua, menyambung silaturahmi, dalam berlaku adil dalam segala muamalat, dengan memberikan semua hak yang diwajibkan atas anda, sebagaimana kamu mengambil apa yang menjadi hakmu secara penuh.

Allah Ta’ala berfirman:

وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَتُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَا الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَامَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللهَ لاَيُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُورًا {36}

Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-Nisa [4]:36)

Perintah berbuat kebajikan ditujukan kepada mereka semua. Masuk dalam kategorinya, ialah berbuat baik kepada semua jenis manusia dan dan berbuat baik kepada binatang, hingga pada saat meregang nyawa. Karena Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,” Jika kalian membunuh (dengan hak), maka bunuhlah dengan cara yang baik.”

Ihsan (berbuat baik) ialah mencurahkan semua kemanfaatan dari jenis apapun, kepada makhluk apapun. Tetapi itu berbeda-beda tergantung kepada hak dan kedudukan mereka, tergantung kadar kebaikan, besar kedudukan, besar kemanfaatan,dan tergantung keimanan dan keikhlasan orang yang berbuat kebaikan, serta faktor yang mendorongnya kepada hal itu.

Salah satu jenis kebaikan yang terbesar adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk kepadamu dengan ucapan atau perbuatan.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلاَتَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلاَالسَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ {34} وَمَايُلَقَّاهَآ إِلاَّ الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَايُلَقَّاهَآ إِلاَّ ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ {35}

Artinya: ”Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan.Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (Q.S. Fushilat: 34-35)

Barang siapa berbuat baik (ihsan) maka, Allah akan memberikan balasan baik pula, begitu firman-Nya:

هَلْ جَزَآءُ اْلإِحْسَانِ إِلاَّ اْلإِحْسَانِ {60}

Artinya: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” (Q.S. Ar-Rahman [55]: 60).

لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَاحَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ {10

Artinya: “Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan.Dan bumi Allah itu adalah luas.Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas.” (Q.S. Az-Zumar [39]: 10).

إِنَّ رَحْمَتَ اللهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ {56}

Artinya: ”Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-A’raf [7]: 56).

Yakni, orang yang berbuat baik dalam beribadah kepada Allah, dan berbuat baik kepada para hamba Allah.

Allah mewajibkan kepada hamba-hamba-Nya agar berbuat kebajikan, dan menganjurkan supaya memohon tambahan karunia dari-Nya. Dia berfirman, tentang muamalah,

وَلاَ تَنسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْ إِنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ {237}

Artiny: “Dan janganlah kau melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Melihat segala apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 237).

Yakni, jadikanlah keutamaan dan kebajikan sebagai pijakan dari muamalah kalian, dan jangan menyulitkan, berlapang dada dalam jual beli, pemenuhan dalam tuntutan. Barang siapa yang mewajibkan dirinya pada kebajikan ini, maka ia meraih kebaikan yang sangat banyak dan kebaikan yang besar.

Dari kesimpulan yang kita dapat, hikmah dan manfaat ihsan (berbuat baik) adalah kita akan mendapatkan balasan kebaikan juga. Contohnya saja ketika kita telah berbuat baik kepada tetangga dan menolongnya, maka ketika kita berada dalam keadaan susah maka sudah pasti tetangga kita itu pun akan turut membantu kita.

Apalagi ketika kita sudah berbuat ihsan kepada Allah, seperti melaksanakan ibadah shalat, zikir, puasa, dan sebagainya dengan penuh kekhuyuan dan juga ikhlas maka sudah dipastikan balasannya adalah surga Allah. Dan itu adalah hikmah dan manfaat yang paling besar dari berbuat ihsan. Berbagai smber. (anj/P4).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)