Bencana banjir yang melanda wilayah Jabodetabek dan daerah-daerah lainnya dalam beberapa hari terakhir mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Namun demikian, meskipun bencana banjir menimbulkan kerugian material dan menambah kesulitan hidup banyak orang, terdapat berbagai hikmah yang bisa kita petik dari banjir tersebut. Berkut ulasannya:
- Hikmah untuk bersabar atas musibah
Salah satu hikmah terbesar yang dapat kita ambil dari bencana banjir adalah pentingnya kesabaran dalam menghadapi musibah.
Allah mengingatkan kita di dalam firman-Nya:
Baca Juga: Taat kepada Allah dan Rasul: Ujian Kepatuhan Sejati
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 155).
Bencana banjir ini mengajarkan kita untuk tetap sabar, tidak berputus asa, dan percaya bahwa setiap ujian datang dengan hikmah dan pelajaran yang berharga.
Ketika kita diuji dengan musibah seperti banjir, kita diminta untuk tetap bersyukur atas apa yang masih kita miliki dan berusaha menghadapinya dengan hati yang lapang dan penuh kesabaran.
Baca Juga: 6 Hal Yang Perlu Diketahui tentang Bahaya Riba
Terlebih pada bulan suci Ramadhan ini, walau terdampak banjir tetap menjalankan ibadah puasa, shalat tarawih, membaca Al-Quran, dan amaliyah lainnya.
Bahkan menjadi waktu untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah, dan untuk memohon pertolongan-Nya.
- Hikmah pentingnya menjaga lingkungan
Hikmah lainnya setelah ditelusuri di lokasi bencana, adalah kita diingatkan tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan baik. Mulai dari merencanakan pembangunan dengan bijak, memperhatikan faktor lingkungan, menjaga kelestarian alam dan membuang sampah tidak sembarangan.
Pemerintah dan masyarakat diingatakan melalui banjir agar bekerja sama untuk menata wilayah yang berbatasan dengan sungai agar tidak mengganggu aliran air. Karena di antara penyebab banjir adalah terjadinya pendangkalan dan penyempitan sungai.
Baca Juga: Kemuliaan Ahlul Qur’an: Dari Dunia Hingga Akhirat
Apakah karena sungai juga sudah tersertifikasi oleh orang seperti halnya pagar laut? Ini juga yang perlu ditinjau ulang oleh pejabat berwenang., demi untuk terjaminnya peraturan dan terjaganya kehidupan warga.
Penyempitan sungai sebagai salah satu penyebab banjir juga memberikan pelajaran penting. Banyaknya bangunan yang dibangun di sepanjang bantaran sungai menyebabkan aliran air menjadi terhambat. Akibatnya, ketika musim hujan datang, sungai-sungai tidak dapat menampung volume air yang cukup besar, sehingga menyebabkan banjir.
Maka, menjadi perhatian pemerintah setempat bekerja sama dengan komunitas warga untuk merelokasi tempat yang cenderung melanggar peraturan itu, ke tempat yang lebih aman, estetis dan tetap strategis. Banjir setidaknya dapat diatasi dan penghasilan warga tetap terfasilitasi.
- Hikmah memperbaiki pengelolaan sampah.
Sampah yang menumpuk di saluran air atau sungai juga menjadi salah satu penyebab banjir. Seringkali kita melihat banyaknya sampah yang dibuang sembarangan, baik itu sampah plastik, sampah rumah tangga, hingga limbah industri, yang akhirnya menyumbat aliran air.
Baca Juga: Bagaimana Media Barat Membelokkan Fakta Konflik Palestina?
Melalui bencana banjir ini, kita diingatkan untuk lebih peduli dalam menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi penggunaan barang sekali pakai, dan mengelola sampah dengan lebih bijaksana agar tidak mencemari lingkungan dan memperburuk kondisi banjir.
Perlu terus meningtakan edukasi bukan hanya tentang perilaku membuang sampah pada tempatnya. Namun juga pemanfaatan barang-barang bekas untuk karya yang manfaat, pemanfaatan limbah sampah untuk tenaga listrik misalnya, dan pemusanahan sampah dengan minimal polusi.
Bencana banjir telah mengingatkan kita sebagai umat manusia, bahwa kita diberi amanah oleh Allah untuk menjaga bumi dan segala isinya.
Kerusakan alam seperti banjir pada dasarnya karena ulah tangan manusia juga.
Baca Juga: Gerhana Bulan 14 Maret 2025, Cek Daerah Mana Saja yang Melihatnya
Allah mengingatkan kita di dalam firman-Nya:
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar-Ruum [30]: 41).
- Hikmah pentingnya penghijauan dan konservasi alam.
Penggundulan hutan juga turut memperburuk dampak banjir. Hutan memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah erosi tanah. Maka, ketika hutan gundul, tanah menjadi lebih rentan terhadap erosi dan air hujan tidak dapat diserap dengan baik. Akibatnya, air mengalir dengan cepat ke sungai dan menyebabkan banjir.
Baca Juga: Metode Dakwah Rasulullah: Hikmah dan Keteladanan
Salah satu penyebab utama penggundulan hutan adalah untuk menyediakan lahan bagi pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, pemukiman, dan fasilitas umum lainnya. Termasuk untuk pembukaan lahan pertanian, pariwisata alam, dan penebangan liar (Illegal Logging). Dalam bahas agama, perbuatan melanggar ketentuan itu dikatakan sebagai perbuatan yang dzalim atau aniaya.
Dalam banyak kasus, pembukaan lahan ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan populasi atau untuk memperluas wilayah perkotaan. Namun sayangnya tidak memperhatikan faktor lainnya, yakni potensi bencana banjir.
Padahal kita sebagai umat manusia, diberi tugas untuk menjaga dan merawat bumi ini. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan ikut berperan dalam pelestarian lingkungan, seperti menanam pohon dan menghindari kerusakan hutan. Dengan langkah-langkah ini, kita bisa mencegah banjir di masa depan dan menjaga keseimbangan alam.
Untuk itu, pengelolaan hutan secara berkelanjutan, dengan pendekatan yang lebih ramah lingkungan, sangat diperlukan untuk menghindari kerusakan yang lebih besar pada ekosistem dan menjaga keseimbangan alam.
Baca Juga: Tantangan dan Peluang Dakwah di Era Modern
- Hikmah kepedulian sosial
Tentu saja, apapun penyebabnya, sambil terus diatasi oleh pihak berwenang dan warga, bencana banjir juga mengingatkan kita tentang pentingnya mewujudkan kepedulian sosial.
Dalam situasi bencana, banyak relawan yang bekerja tanpa pamrih untuk membantu para korban banjir. Mereka mendirikan posko-posko pengungsian, memberikan bantuan logistik, membuat dapur umum, serta memberikan dukungan psikologis kepada yang terdampak.
Hikmah utamanya adalah bencana alam banjir mengajarkan kita untuk lebih peduli terhadap sesama dan membangun solidaritas antarwarga.
Allah mengingatkan kita di dalam firman-Nya:
Baca Juga: Ahlul Qur’an, Generasi Cahaya di Tengah Kegelapan
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (Q.S. Al-Maidah [5]: 2).
Di dalam hadit disebutkan:
انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُومًا فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَالِمًا قَالَ تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ
Baca Juga: 8 Tim Lolos ke Perempat Final Liga Champions 2025: Siapa Akan Berjaya?
Artinya: “Bantulah saudaramu, baik dalam keadaan sedang berbuat dzalim atau sedang teraniaya. Ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah, kami akan menolong orang yang teraniaya. Bagaimana menolong orang yang sedang berbuat dzalim?” Beliau menjawab: “Dengan menghalanginya melakukan kedzaliman. Itulah bentuk bantuanmu kepadanya.” (H.R. Al-Bukhari).
Begituah, bencana banjir di wilayah Jabodetabek dan daerah-daerah lainnya dalam beberapa hari terakhir, telah memberikan kita banyak hikmah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran hidup. Di antaranya adalah untuk bersabar dalam menghadapi musibah, menjaga kebersihan lingkungan, merencanakan pembangunan yang lebih bijak, melestarikan alam, dan meningkatkan kepedulian sosial.
Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari setiap bencana dan berusaha untuk menghindari penyebab-penyebab yang mengarah pada kerusakan lingkungan.
Semoga Allah selalu memberikan perlindungan dan bimbingan kepada kita dalam menjaga bumi ini. Dan semoga kita tetap semangat melaksanakan ibadah puasa dan amalan-amalan lainnya di bulan suci Ramadhan ini, di tengah berbagai bencana yang ada. Aamiin. []
Baca Juga: Safari Ramadhan Bupati Paramitha, Merajut Kebersamaan dan Menebar Kasih di Bumi Brebes
Mi’raj News Agency (MINA)