Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hikmah Puasa Ramadhan: 7 Manfaat Dunia dan Akhirat

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 1 menit yang lalu

1 menit yang lalu

0 Views

Ilustrasi

RAMADHAN adalah bulan suci penuh rahmat yang Allah hadiahkan untuk hamba-hamba-Nya. Di bulan ini, setiap detik adalah kesempatan emas, setiap amal kebaikan dilipatgandakan, dan setiap doa dibukakan pintu langit. Puasa Ramadhan bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi ia adalah ibadah agung yang mengangkat derajat manusia di hadapan Allah.

Setiap kali fajar menyingsing di bulan Ramadhan, jiwa seorang mukmin dipenuhi tekad untuk menahan diri dari hawa nafsu. Inilah latihan spiritual yang menjadikan manusia lebih kuat, sabar, dan terarah. Ia belajar bahwa kebahagiaan sejati bukan terletak pada pemenuhan syahwat, tetapi pada kemampuan mengendalikannya.

Hikmah pertama puasa adalah penyucian jiwa. Puasa membersihkan hati dari penyakit iri, dengki, sombong, dan cinta dunia berlebihan. Saat lapar mendera, hati menjadi lebih lembut, doa lebih khusyuk, dan tangisan tobat lebih mudah tercurah. Inilah rahmat Allah yang menyelimuti hamba yang berpuasa.

Hikmah kedua adalah kesehatan tubuh. Banyak penelitian membuktikan bahwa berpuasa membersihkan racun dalam tubuh, mengistirahatkan organ pencernaan, dan menguatkan sistem imun. Rasulullah ﷺ bersabda, “Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat.” Kesehatan ini bukan sekadar fisik, melainkan juga mental dan spiritual.

Baca Juga: Doa Buka Puasa Ramadhan Sesuai Sunnah Nabi Muhammad SAW

Hikmah ketiga adalah melatih kesabaran. Puasa menjadikan manusia tahan menghadapi godaan, kuat menahan amarah, dan tegar menghadapi ujian. Sabda Nabi ﷺ, “Puasa adalah separuh kesabaran.” Sungguh, Ramadhan adalah sekolah kesabaran yang Allah siapkan untuk orang beriman.

Hikmah keempat adalah menumbuhkan empati sosial. Saat lapar, seorang mukmin ingat bahwa masih banyak orang yang setiap hari merasakan kelaparan tanpa tahu kapan bisa makan. Dari sini lahir kepedulian, solidaritas, dan semangat berbagi. Tak heran Ramadhan identik dengan sedekah yang melimpah.

Hikmah kelima adalah mendekatkan diri kepada Al-Qur’an. Ramadhan disebut sebagai bulan Al-Qur’an karena di sinilah kitab suci diturunkan. Orang beriman semakin rajin tilawah, tadabbur, dan mengamalkan ayat-ayat Allah. Hati mereka menjadi terang, hidupnya dipenuhi petunjuk, dan langkahnya diberkahi.

Hikmah keenam adalah pembiasaan disiplin dan keteraturan. Seorang Muslim yang berpuasa harus menjaga waktu sahur, menahan diri hingga adzan Maghrib, serta mengatur ibadah tarawih dan tadarus. Semua ini melatih keteraturan hidup yang kelak bermanfaat dalam dunia kerja, pendidikan, maupun pengabdian sosial.

Baca Juga: Amalan Bulan Rajab yang Bisa Mendatangkan Ampunan dan Rezeki

Hikmah ketujuh adalah pengampunan dosa dan janji surga. Rasulullah ﷺ bersabda, “Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” Betapa indah janji Allah: dosa-dosa dihapuskan, pahala berlipat, dan pintu surga dibukakan lebar-lebar.

Ramadhan adalah kesempatan emas yang belum tentu datang kembali di tahun depan. Betapa banyak saudara kita yang tahun lalu berpuasa bersama kita, kini telah dipanggil Allah. Kesempatan yang kita miliki hari ini adalah karunia yang tak ternilai, maka jangan disia-siakan.

Puasa juga menjadi perisai dari api neraka. Rasulullah ﷺ bersabda, “Puasa adalah perisai.” Setiap kali menahan diri dari amarah, dari kata-kata buruk, dan dari perbuatan dosa, sejatinya kita sedang melindungi diri dari jurang kehinaan. Betapa besar kasih sayang Allah yang memberi kita tameng berupa puasa.

Ketika seorang mukmin berpuasa, Allah mengangkat derajatnya hingga para malaikat mendoakannya. Bau mulut orang yang berpuasa bahkan lebih harum di sisi Allah daripada minyak kasturi. Ini menunjukkan bahwa puasa adalah ibadah yang sangat istimewa, yang nilainya melampaui logika manusia.

Baca Juga: Malam Nisfu Syaban: Rahasia Malam Penuh Maghfirah dan Keutamaan

Puasa juga mendidik hati agar lebih bersyukur. Dengan merasakan lapar, kita lebih menghargai nikmat kecil sekalipun. Seteguk air, sebutir kurma, atau sesuap nasi terasa begitu berharga saat berbuka. Dari sinilah tumbuh rasa syukur yang mendalam kepada Allah Yang Maha Pemberi rezeki.

Ramadhan adalah bulan cinta. Cinta kepada Allah melalui ibadah, cinta kepada sesama melalui berbagi, dan cinta kepada akhirat dengan memperbanyak amal. Di bulan ini, hati seakan disucikan kembali, seolah Allah memberikan kesempatan kedua bagi hamba-Nya untuk kembali fitrah.

Maka, marilah kita sambut Ramadhan dengan hati yang penuh cinta, tekad yang kuat, dan doa yang tulus. Semoga Allah menjadikan puasa kita sebagai jalan menuju ampunan, keberkahan hidup di dunia, dan kebahagiaan abadi di akhirat. Ramadhan bukan sekadar bulan, ia adalah perjalanan jiwa menuju Allah, sebuah pintu menuju surga-Nya.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Amalan Malam Nisfu Syaban yang Membuka Pintu Ampunan Allah

Rekomendasi untuk Anda

Artikel
MINA Edu
MINA Health
Tausiyah