Hikmah Ramadhan: Raih Syafa’at Melalui Puasa Ramadhan dan Tilawah Al-Quran

Oleh , Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

Ketika kita kelak pada Hari Perhitungan, saat mempertanggungjawabkan amal kita di dunia. Kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, selain tergantung pada amal-amal yang kita kerjakan di dunia, seraya mengharap pertolongan dari Allah. Allah pun akan berkenan menolong kita sebagai hamba-Nya, berdasarkan amal-amal selama hidup di dunia, yang dipersembahkan dengan ikhlas dan benar sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya.

Pada hari yang dahsyat itulah kita memerlukan apa yang disebut dengan syafa’at. Syafa’at secara umum bermakna perantara atau penghubung dalam menyelesaikan suatu keperluan.

Pada Hari Kiamat kita memerlukan perantara yang dapat mendatangkan pertolongan dari Allah, pada saat tidak ada pertolongan kecuali pertolongan-Nya. Di antara perantaraan pertolongan atau syafa’at itu, adalah amal kita berupa Ramadhan dan Membaca .

Keduanya kelak dapat memintakan pertimbangan kepada Allah agar Allah menolong kita dari siksa api neraka.

Ini seperti disebutkan di dalam hadits:

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

Artinya : “Puasa dan Al-Quran itu memintakan syafa’at untuk seseorang dpada Hari Kiamat nanti. Puasa berkata : Wahai Tuhanku, aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya pada siang hari. Maka berilah aku hak untuk memintakan syafa’at baginya. Dan berkata pula Al-Quran : Wahai Tuhanku aku telah mencegah dia tidur pada malam hari (karena membacaku). Maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat.” (HR Ahmad dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu).

Begitu istimewanya amaliyah puasa, wabil khusus puasa Ramadhan, serta membaca Al-Quran. Sehingga keduanya memiliki hak untuk mengajukan syafaat kepada Allah, untuk kita.

Puasa, karena waktu-waktu kita sepanjang sejak sahur hingga berbuka. Rela menahan makan dan minum, serta menahan menyalurkan syahwat yang sah. Itu semata karena mematuhi perintah Allah.

Ketika kita berpuasa, kita menahan diri dari makan karena taat kepada Allah, serta menahan diri dari syahwat. Inilah puasa yang datang untuk memberi syafaat bagi kita di sisi Allah.

Puasa yang menjadi syafaat bagi pemiliknya adalah puasa yang tidak disertai perjataan dusta, perbuatan maksiat dan dzalim, serta tidak menimbulkan kemudaratan kepada orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Karena itu, barang siapa yang menginginkan syafaat dengan puasa Ramadhan. Maka, marilah kita mempertahankan puasa kita, dan jangan merusaknya dengan kekejian, dan jangan menyia-nyiakan pahalanya dengan perbuatan buruk.

Termasuk hendaklah kita menjaga lidah kita dari perkataan sia-sia, menundukkan pandangan kita dari kemaksiatan, dan menjaga tangan kaki dan anggota badan kita dari segala keburukan dan kemungkaran.

Menggabungkan puasa dan membaca Al-Quran yang mulia pada bulan Ramadhan membuat individu Muslim menjadi sangat dekat dengan Allah.

Karena itu kesempatan terbesar dan peluang emas kita pada bulan Ramadhan ini, marilah kita maksimalkan dengan sebaik-baiknya.

Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kita untuk menjadi hamba yang mampu menjalankan puasa dengan baik. Serta semoga pul kita mampu bertilawah dan bertadarus Al-Quran dengan mengharap ridha-Nya. Aamiin. (A/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.