Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA
Bulan Ramadhan dikatakan dengan bulan pengabulan doa. Bulan diterimanya permohonan orang-orang yang berpuasa.
Dalam rangkaian ayat tentang kewajiban berpuasa Ramadhan seperti disebutkan pada Surat Al-Baqarah ayat 183. Dilanjutkan dengan pengabulan doa pada Surat Al-Baqarah ayat 186.
Pada ayat 186 surat Al-Baqarah Allah berfirman:
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِى وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِى لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah/2: 186).
Surat Al-Baqarah ayat 186 ini menjelaskan bahwa Allah akan mengabulkan setiap doa atau permintaan hamba-Nya. Allah tidak pernah menolak dan tidak akan mengabaikan doa seseorang, yang memohon dengan segala harap kepada-Nya. Allah menyebutnya dengan:
أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
“Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku”.
Ini dikuatkan di dalam Hadits Shahih Muslim, yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda (yang artinya), “Tetap dikabulkan doa seorang hamba, selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa atau pemutusan hubungan (shilaturrahim), dan selama tidak minta dipercepat.”
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Ada seseorang bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan minta dipercepat itu?” Beliau pun menjawab, “(Yaitu) ia berkata, aku sudah berdoa dan terus berdoa, tetapi belum pernah aku melihat doaku dikabulkan. Maka pada saat itu ia merasa letih dan tidak mau berdoa lagi.”
Namun, untuk dapat terkabulnya doa itu, ada dua syarat yang harus dipenuhi, sesuai ayat tersebut, yaitu, ”Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.
Begitulah, maka barangsiapa yang berdoa kepada Tuhannya dengan hati yang hadir dan doa yang disyariatkan, lalu tidak ada suatu hal yang menghalanginya dari terkabulnya doa, seperti makanan haram dan sebagainya. Maka sesungguhnya Allah telah menjanjikan baginya doa yang terkabul, khususnya bila dia mengerjakan sebab-sebab terkabulnya doa, yaitu kepasrahan kepada Allah dengan ketaatan kepada perintah-perintah-Nya dan dalam menjauhi larangan-larangan-Nya.
Adapun kapan pengabulan doa itu, hanya Allah yang Maha Mengetahui kapan saat yang tepat. Kadang Allah hendak mengakhirkan pengabulan permintaan hamba-Nya agar orang yang berdoa tersebut semakin tunduk dan mengulang-ulang atau memelas kepada-Nya. Sehingga imannya semakin kokoh dan pahalanya semakin banyak.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Bisa jadi memang Allah mengabulkan doa seseorang dengan menangguhkannya atau menyimpannya sebagai tabungan pada hari kiamat nanti. Dan terkadang juga dikabulkan melalui terhindarkannya orang tersebut dari keburukan atau musibah yang lebih besar dan menggantinya dengan yang berfaidah baginya. Ini semua adalah rahasia Allah. Ini pula yang dikatakan bahwa semua permintaan hamba-Nya pasti dikabulkan.
Adapaun Allah menyebutkan ayat tentang berdoa setelah ayat-ayat yang berkaitan dengan puasa Ramadhan (yakni surat Al-Baqarah ayat 183 dan 185). Menunjukkan bahwa dengan ibadah puasa Ramadhan mengarahkan hamba-hamba-Nya agar bersungguh-sungguh dalam berdoa ketika menggenapkan bilangan-bilangan puasa, bahkan ketika setiap kali berbuka puasa.
Maka, para ulama menyimpulkan, bahwa puasa itu adalah tempat dikabulkannya doa. Maka seyogyanya seseorang berdoa di akhir puasanya, yaitu ketika berbuka, atau bahkan ketika ia sedang berpuasa.
Hal itu ditegaskan dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ دُونَ الْغَمَامِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُولُ بِعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
Artinya: “Ada tiga orang yang tidak akan ditolak doanya, yaitu: Imaam yang adil, dan orang yang berpuasa hingga berbuka, dan doa orang yang didzalimi. Allah akan mengangkatnya di bawah naungan awan pada hari kiamat, pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya seraya berfirman: Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski setelah beberapa saat.” (HR Ibnu Majah).
Untuk itu marilah kita gunakan waktu-waktu terbaik sebaik mungkin untuk bermunajat, memohon, berdoa kepada-Nya dengan penuh harap.
Waktu terbaik dalam sehari semalam ada pada sepertiga malam yang akhir, selesai shalat fardhu, dan antara adzan dan iqamah. Hari terbaik dalam sepekan adalah Jumat saatnya berdoa di hari raya Jumat di masjid. Dan bukan terbaik untuk berdoa adalah bulan Ramadhan ini.
Secara lebih luas, bukan hanya pada waktu-waktu tertentu saja dalam berdoa. Namun juga pada semua kegiatan, hendaknya selalu diiringi dengan doa, menunjukkan kesertaan Allah dalam setiap aktivitas kita.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Maka, Islam mengajarkan ketika akan makan berdoa, keluar rumah ada doanya, ketika di perjalanan ada doanya, saat pagi dan sore ada doanya, dan seterusnya. Bahkan sampai suami isteri hendak berhubungan pun ada doanya. Masuk ke kamar mandi pun ada doanya. Begitulah ajaran Islam, sempurna mengajarkan tuntunan semuanya.
“Sumber air jernih akan mengalirkan air yang jernih,” pepatah mengatakan demikian. Maknanya, di setiap kegiatan yang jernih, positif dan baik, selalulah iringi dengan doa. Agar kejerninan amal itu terus mengalir, memberikan manfaat buat diri dan orang lain.
Karena itu, mintalah, mohonlah, bermunajatlah kepada Allah pada bulan Ramadhan ini dengan permintaan yang terbaik , soal urusan dunia dan akhirat, dengan mengharap ridha dan ampunan Allah.
Semoga Allah mengabulkan doa-doa kita. Aamiin. (A/RS2/P2)
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah
Mi’raj News Agency (MINA)