Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam bersabda, ”Barangsiapa yang ingin dimudahkan rezeki dan dipanjangkan usia-nya hendaklah ia senantiasa menjaga silatura-him.” (HR. Muslim, dari Anas bin Malik).
Tak ada yang mampu menghindar dari masalah selama menjalani kehidupan di dunia. Bahkan, tantangan hidup dari hari ke hari terasa kian kompleks. Rasul dan orang-orang beriman di masa lalu pun pernah hampir putus asa ketika menerima cobaan yang demikian berat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala .
Dalam Al Quran surat Al-Baqarah ayat 214 di-sebutkan, ”Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang pada-mu cobaan sebagaimana halnya orang-orang ter-dahulu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan ke-sengsaraan, serta diguncangkan dengan berma-cam-macam cobaan, sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ”Bi-lakah datangnya pertolongan Allah?”
Baca Juga: Enam Cara Mudah Bantu Palestina
Mengapa ada yang mampu mengatasi masalah yang dihadapinya dan ada yang tidak? Kuncinya sebenarnya adalah silaturahim. Tentu, tak ha-nya sekadar mendatangi saudara, kerabat, atau kenalan dengan pertemuan yang penuh basa-basi. Namun, pertemuan itu untuk mengukuh-kan persaudaraan dan untuk selalu berbagi pengalaman; bercerita, dan mendengarkan.
Dengan berbagi, kita menjadi tahu betapapun beratnya masalah yang kita hadapi, sesung-guhnya kita tidaklah sendiri. Orang lain juga menghadapi masalah yang sama, bahkan mungkin lebih berat dengan bentuk yang ber-beda. Jika sudah demikian, kita akan bisa lebih tegar menghadapi masalah, dan saling mengu-atkan. Semangat hidup pun tumbuh kembali.
Tidak keliru bila dalam hadis di atas Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam sangat menganjurkan silaturahim, yang hikmahnya antara lain akan membuat kita jadi panjang umur. Kalau saja tidak rajin silaturahim, dengan sedikit masalah saja akan membuat kita lekas putus asa. Hidup tanpa harapan atau malah mengakhiri hidup secara tragis.
Namun dengan memperbanyak silaturahim, masalah apa pun yang menimpa, bisa kita ha-dapi dengan ketegaran. Kita bisa saling mengi-ngatkan untuk tidak berputus asa, sebagaima-na bunyi akhir ayat 214 surat Al-Baqarah, ”…. Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?
Karena silaturahim itu adalah aktivitas hati dan fisik, maka rezeki bisa datang dengan berbagai cara. Pertemuan Anda dengan saudara bisa mendatangkan peluang, baik peluang kerja maupun peluang bisnis.
Namun kita jangan membatasinya hanya itu saja, sebab Allah Subhanahu Wa Ta’ala memiliki wewenang memberikan rezeki kepada hambaNya dari arah yang tidak disangka-sangka. Kapan dan seberapa besarnya, itu adalah hak Allah yang menentukan. Allah Mahatahu, seberapa banyak dan kapan waktu yang terbaik bagi kita.
Bersabarlah, rezeki itu akan datang, tetaplah bersilaturahim karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak mungkin menyalahi janji-Nya. Wallahua’lam.(R02/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Suriah dan Corak Bendera yang Berganti