Jakarta, 1 Dzulhijjah 1436/14 September 2015 (MINA) – Hilal awal Dzulhijjah terlihat oleh tiga orang dari Tim Dewan Hisab dan Rukyat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) yaitu ustadz Syamsuddin, Mulyono dan Rochman, di Pulau Cangkir, Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Indonesia, Ahad sore (13/9).
Hilal awwal Dzulhijjah juga berhasil dilihat di Cakung, Jakarta Timur, Indonesia, oleh Tim Pondok Pesantren Al-Husiniyah, yaitu Ustadz Ardian dan Ustadz H.Labib, dengan ketinggian 2 darjah, 43 daqiqah, lamanya 50 detik, posisi rebah miring selatan matahari, jam 17;52 s.d. 17;55.
Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) KH Yakhsyallah Mansur,MA., berkedudukan di Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Indonesia, tetap menunggu keputusan Mahkamah Ulya Saudi Arabiya, karena berkaitan dengan pelaksanaan Wuquf di Arafah 9 Dzulhijjah mendatang, yang ditentukan dengan penetapan awal Dzulhijjah hasil rukyatul hilal di Saudi.
Amir Dewan Hisab dan Rukyat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) KH Abu Muchtar Marsa’i mengatakan, berdasarkan perhitungan ahli Hisab Falakiyah, baik syar’i atau astronomi, memang pada Ahad 29 Dzulqa’dah (12 September) terjadi gerhana matahari sebagian di samudera Hindia Selatan, Madagaskar, Afrika Selatan dan benua Antartika.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Hal ini menunjukkan secara nyata bahwa bulan Dzulqa’dah telah berakhir, karena setiap gerhana diikuti ijtima’, jadi berkumpulnya mataharai, bulan dan bumi pada garis yang sama,” ujar KH Marsa’i. (L/Rif/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat