irut, 14 Dzulhijjah 1435/8 Oktober 2014 (MINA) – Gerakan Hizbullah Lebanon mengaku telah melakukan serangan bom terhadap pasukan Israel di garis gencatan senjata antara kedua negara tersebut yang melukai dua tentara Israel.
“Pejuang Hizbullah Selasa 7/10 meledakkan bom di Bukit Shebaa yang ditujukan terhadap patroli bermotor Israel yang mengakibatkan sejumlah korban luka di kalangan prajurit pendudukan,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan. Ma’an News Agency melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.
Kelompok tersebut mengatakan, serangan dilakukan oleh kelompok pejuang Hassan Ali Haidar, sebagai balasan atas serangan israel sebelumnya.
Hasan Ali Haidar adalah nama salah seorang anggota Hizbullah yang tewas pada 5 September 2014 ketika ia akan menghancurkan sebuah alat penyadap Israel di Libanon, tapi fihak Israel dapat memantaunya dan meledakkan alat penyadap itu dari jarak jauh. Hassan tewas jadi korban.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Israel telah membenarkan, dua orang tentaranya terluka dalam ledakan bom hari Selasa tersebut yang terjadi di perbatasan Israel – Libanon yang di-claim-nya sebagai masih di dalam wilayah Israel.
Sering terjadi ketegangan di garis gencatan senjata antara kedua negara. Sebelumnya pada Ahad pekan lalu, pasukan Israel menembak dan melukai seorang tentara Lebanon di sepanjang wilayah perbatasan itu yang disebut Blue Line.
Tapi insiden yang terjadi Selasa kemartin merupakan pertama kalinya Hizbullah melakukan serangan terhadap pasukan Israel di wilayah tersebut sejak ledakan pada Maret 2014, di mana Israel mengatakan tidak menimbulkan korban dan Hizbullah mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut sebulan kemudian.
Pimpinan Hizbullah, Hassan Nasrallah mengatakan serangan Selasa kemarin merupakan bagian dari balsan atas serangan udara Israel terhadap posisi kelompoknya di Lebanon.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Israel terlibat perang berdarah melawan Hizbullah pada 2006, menewaskan lebih dari 1.200 orang di Lebanon, kebanyakan warga sipil dan sekitar 160 warga Israel, sebagian besar tentara.
Wilayah Blue Line antara negara-negara disusun oleh PBB pada 2000, setelah pasukan Israel mundur dan mengakhiri pendudukannya selama 22 tahun di Lebanon selatan. (T/P006/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB