Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hizbullah Lebanon: Trump Ciptakan Deklarasi Balfour Kedua

Ali Farkhan Tsani - Jumat, 8 Desember 2017 - 19:49 WIB

Jumat, 8 Desember 2017 - 19:49 WIB

130 Views

(TOI News)

(TOI News)

Beirut, MINA – Pimpinan Hizbullah Lebanon mengatakan pada hari Kamis (7/12), pengakuan Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel sama saja dengan menciptakan “Deklarasi Balfour Kedua.”

“Sekarang jawaban yang paling penting adalah perlawanan Palestina dan sebuah KTT Islam yang akan menyatakan Yerusalem sebagai ibukota abadi Palestina,” kata Hassan Nasrallah di stasiun TV  Al-Manar.

Nasrallah dalam pernyataannya juga mendukung peningkatan perlawanan baru Palestina, sebagai respon terbesar dan paling penting terhadap keputusan Amerika Serikat,” ujarnya, seperti dirilis Times of Israel.

Ia menambahkan, kelompoknya berusaha menghancurkan kekuatan Israel sebagai tujuan utama perjuangannya.

Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel

Nasrallah juga mendesak negara-negara Arab untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.

Dia menuduh AS telah memberikan peta jalan bagi Israel dengan pengakuan pada Yerusalem.

Hal itu juga berarti mendukung agresi terang-terangan terhadap Yerusalem dan rakyatnya, tempat dan identitas sucinya, lanjutnya.

“Nasib Palestina secara keseluruhan kini semakin dipertaruhkan,” ujarnya.

Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata

Trump, katanya, tidak menghormati masyarakat internasional dan tidak peduli dengan perasaan jutaan umat Islam dan Kristen.

Mengacu pada aliansi negara-negara Arab dengan Washington, dia bertanya, “Apa nilai aliansi AS-Dunia Arab?” lanjutnya, “Negara-negara Arab harus tahu bahwa itu tidak berarti apa-apa.”

Deklarasi Balfour, yang ditandatangani pada tanggal 2 November 1917, menginformasikan kepada pemimpin komunitas Yahudi Inggris pada saat itu, Lord Walter Rothschild, bahwa pemerintah Inggris mendukung pembentukan sebuah rumah nasional untuk orang-orang Yahudi di daerah tersebut yang kemudian dikenal sebagai Palestina.

Ini meletakkan pondasi untuk pendirian Negara Israel. Sementara orang-orang Palestina kemudian terjajah dan terusir.

Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan

Terlebih Yerusalem atau Al-Quds, di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsha, tempat Isra Mi’raj Nabi Muhammad. (T/RS2/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Amerika
Kolom
Amerika
Internasional
Dunia Islam