Beirut, MINA – Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, Sheikh Naim Qassem mengatakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin perang di Gaza terus berlanjut, meski berlarut selama bertahun-tahun, tetapi “dia tidak akan memenangkannya.”
Qassem menyampaikan komentarnya pada pertemuan Hizbullah di Beirut pada Selasa (16/7), demikian MEMO melaporkan.
Gerakan ini menuduh Netanyahu melakukan penipuan dan kebohongan dengan mengeklaim bahwa dia menyetujui proposal gencatan senjata di Gaza.
“Netanyahu menetapkan prasyarat untuk kesepakatan yang tidak akan diterima oleh siapa pun,” kata pejabat Hizbullah tersebut.
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Menurutnya, Netanyahu ingin “melanjutkan pertempuran” setelah fase pertama kesepakatan, yang akan mencakup gencatan senjata selama 48 hari.
“Apakah masuk akal bagi Hamas dan kelompok perlawanan untuk menyetujui gencatan senjata selama 48 hari dan melepaskan tawanan (Israel), dan kemudian berkata, ‘Silakan lanjutkan pertempuran.’ Apakah ini masuk akal?” katanya.
Qassem berpendapat bahwa jika Netanyahu berpikir dia akan menang, maka dia mengalami delusi. “Bahkan jika dia melakukan lebih banyak pembantaian, pada akhirnya dia akan jatuh dan nilai-nilai Barat akan jatuh bersamanya selamanya.”
Jika perang berlangsung berbulan-bulan lagi, tambahnya, perlawanan di Gaza dan rakyat Palestina akan bertahan, tidak peduli berapa lama hal itu berlangsung. []
Baca Juga: Presiden Brazil: Tak Ada Perdamaian di Dunia tanpa Perdamaian di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)