Oslo, MINA – Sebuah hotel di Norwegia menolak menerima turis pemukim Israel, dengan alasan boikot nasional terhadap Israel yang diluncurkan pekan lalu oleh serikat pekerja yang kuat di negara itu, Konfederasi Serikat Pekerja Norwegia (LO), atas genosida Israel di Gaza.
Hotel yang terletak di desa Geiranger di Norwegia barat tersebut, salah satu tujuan wisata utama Skandinavia, mengindikasikan bahwa mereka perlu berkonsultasi dengan serikat pekerja untuk menentukan apakah menerima pemukim Israel akan diizinkan berdasarkan pedoman boikot yang baru. Quds News melaporkan, Rabu (13/5).
“Organisasi Buruh Norwegia (LO) akan segera memberlakukan boikot yang akan memengaruhi turis Israel dan barang-barang Israel karena situasi bencana di Gaza,” demikian bunyi tanggapan terhadap permintaan pemesanan turis pemukim Israel.
“Kami perlu memberi tahu Anda bahwa staf kami tergabung dalam serikat pekerja LO, dan mereka tidak akan melanggar boikot. Saya perlu berkonsultasi dengan organisasi pengusaha karena saya melihat ini sebagai situasi force majeure,” kata pihak hotel kepada turis pemukim Israel.
Baca Juga: Pertama Kalinya dalam Sejarah, Parlemen Inggris Peringati Hari Nakba ke-77
Pekan lalu, serikat pekerja LO Norwegia memberikan suara mendukung boikot ekonomi penuh terhadap Israel, sekaligus mendesak pemerintah untuk mengarahkan Dana Pensiun Pemerintah Global (GPFG) untuk melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan Israel, mirip dengan cara yang diamanatkannya untuk melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan Rusia setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.
Pada hari Ahad (11/5), GPFG, yang merupakan salah satu dana terbesar di dunia, mengumumkan bahwa mereka telah melakukan divestasi dari Perusahaan Minyak Paz Israel, dengan alasan kepemilikan dan pengoperasian infrastruktur yang memasok bahan bakar ke “pemukiman Israel di Tepi Barat.”
Ini adalah keputusan terbaru oleh entitas keuangan Eropa untuk memutus hubungan dengan perusahaan Israel, atau mereka yang memiliki hubungan dengan Israel sejak dimulainya genosida Israel di Gaza pada Oktober 2023.
Israel telah meningkatkan aktivitas permukiman di Tepi Barat. Ini adalah bagian dari strategi yang lebih luas untuk mencaplok lebih banyak tanah Palestina, meskipun ada tentangan internasional.
Baca Juga: India Bantah Klaim Trump tentang Janji Perdagangan Dalam Gencatan Senjata dengan Pakistan
Perluasan permukiman Israel terus berlanjut di tengah pernyataan resmi dan konsensus di antara anggota Knesset yang menolak pembentukan negara Palestina, yang menentang hukum internasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah berulang kali menyerukan penghentian permukiman ilegal ini. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Cabut Sanksi AS pada Suriah