Houthi Ancam Israel Jika Lakukan Serangan Darat ke Rafah

Roket-roket Houthi Yaman (iranintl)

Sanaa, MINA – Kelompok Houthi Yaman mengancam akan melakukan balasan jika tentara pendudukan Israel melakukan serangan darat ke Rafah, bagian paling selatan Gaza.

“Kami akan menanggapi invasi Israel ke Rafah dengan menerapkan eskalasi yang lebih luas untuk memaksa Israel mundur,” ujar Ketua Komite Nasional Pendukung Al-Aqsa, yang berafiliasi dengan Houthi, Muhammad Muftah, kepada Al-Masirah TV, Rabu (8/5).

“Jika ada eskalasi yang terjadi di Rafah, keputusan Yaman dan Angkatan Bersenjata Yaman (pasukan Houthi) sudah jelas dan diumumkan, dan eskalasi yang lebih luas mungkin terjadi,” ujarnya.

Muftah menambahkan, eskalasi kelompok tersebut akan menjadi “respon terhadap kecerobohan Zionis, baik serangan terhadap Yaman, Gaza, atau tempat mana pun di wilayah pendudukan Palestina.”

Baca Juga:  [POPULER MINA] Israel Kalah, Kurban, dan Beasiswa Timur Tengah

“Sebagai solidaritas dengan Gaza,” kelompok tersebut menargetkan kapal kargo yang terkait dengan Israel di Laut Merah dengan rudal dan drone, dan mereka juga mengumumkan penargetan kota-kota Israel, termasuk Eilat.

Menurutnya, ancaman Yaman akan membuahkan hasil dan mencapai tujuannya, dan akan memaksa Israel untuk banyak berpikir tentang tindakan selanjutnya dan meninjau kembali tindakannya.

Pada hari Senin (6/5), militer Israel mengeluarkan peringatan kepada sekitar 100.000 warga Palestina untuk mengungsi di timur Rafah dan menuju ke daerah pesisir Al-Mawasi di barat daya Jalur Gaza.

Israel bersikeras menyerang Rafah dengan klaim daerah itu adalah benteng terakhir gerakan Hamas, meskipun ada peringatan internasional akan dampak buruknya.

Baca Juga:  Tentara Israel Serbu Masjid Ibrahimi, Larang Azan Berkumandang

Ada sekitar 1,5 juta warga Palestina yang mengungsi di kota yang berbatasan langsung dengan Mesir ini.

Pada Senin malam, Hamas mengumumkan penerimaannya terhadap proposal gencatan senjata Mesir-Qatar dan perjanjian pertukaran tahanan dengan Israel. Namun Israel mengklaim proposal itu tidak memenuhi persyaratan yang dimintanya. []

Mi’raj News Agency (MINA)