Paris, MINA – Presiden Perancis Emmanuel Macron pada Selasa (16/10) mengumumkan pembebasan seorang warga negaranya yang ditahan di Yaman selama lebih dari empat bulan, setelah kapalnya mengalami kerusakan di laut lepas sehingga memaksanya berlabuh di pelabuhan Yaman.
Macron sebelumnya mengirim utusan khusus untuk menemui pimpinan Houthi meminta pembebasan Alain Goma.
Presiden mengucapkan selamat kepada semua fihak yang berkontribusi pada pembebasan Alain Goma. Ia akan segera kembali ke Perancis.
Action News melaporkan, Goma (54) sedang dalam pelayaran ketika kerusakan di kapal memaksanya untuk berlabuh di pelabuhan Yaman, Hodeida, pada Juni lalu.
Baca Juga: Afsel: Upaya Minta Pertanggungjawaban Atas Kejahatan Israel Bukan Anti Semitisme
Sumber AP menyebutkan, saat itu ia ditahan oleh milisi bersenjata Houthi.
Para pejabat keamanan Yaman mengatakan, Houthi membebaskan Goma dari penjara di ibukota, Shana’a, yang berada di bawah kontrol mereka.
Mereka mengatakan pembebasan itu terjadi setelah “pembicaraan intensif” antara utusan Perancis ke Yaman dan para pemimpin Houthi di Sanaa.
Macron mengatakan dia juga berterima kasih kepada Sultan Qaboos bin Said dan otoritas Oman yang memiliki peran “menentukan” dalam pembebasan itu.
Baca Juga: Pakistan Buka Islamabad Usai Lockdown Empat Hari
Oman memiliki hubungan hangat dengan sebagian besar negara di kawasan itu, termasuk Iran, dan sering berperan sebagai mediator dalam negosiasi berisiko tinggi, termasuk pembebasan tahanan sebelumnya serta pembicaraan awal yang akhirnya mengarah pada kesepakatan nuklir Iran 2015.
Macron juga berterima kasih kepada otoritas Saudi untuk bantuan mereka. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkiye Siap Berkontribusi Hentikan Pembantaian di Gaza