Riyadh, 29 Rajab 1436/178 Mei 2015 (MINA) – Kelompok oposisi bersenjata Yaman, Houthi, memboikot konferensi dialog nasional di ibukota Arab Saudi yang dipimpin Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, Ahad (17/5).
Konferensi yang dijadwalkan selama tiga hari itu bertujuan mengatasi krisis berkepanjangan Yaman, Al-Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Presiden Hadi, Perdana Menteri Khaled Bahah dan sekitar 400 delegasi Yaman berkumpul di Riyadh, di mana faksi terkemuka seperti partai Sunni Islah, sosialis dan anggota partai politik mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, Kongres Rakyat Umum (GPC), juga hadir.
Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah di utara dan selatan Yaman, menolak menghadiri pembicaraan itu, mereka menuntut perundingan diadakan di Yaman atau di Jenewa yang tengahi oleh PBB.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Houthi telah lama mengeluhkan marjinalisasi. Tahun lalu, mereka meluncurkan serangan bersenjata dari basis mereka di utara dan merebut ibu kota Sanaa pada September, selanjutnya mereka mencoba memperluas wilayah kekuasaannya ke wilayah Yaman lainnya.
Pada pembukaan konferensi, Presiden Hadi menyatakan ia bermaksud kembali ke Sanaa dan ia harap masyarakat internasional membantu mengakhiri pertempuran.
“Kami berharap untuk membangun pemerintahan Yaman tanpa pernah mengecualikan pihak mana pun,” tambahnya.
Di saat perundingan berlangsung, pertempuran tetap terjadi di kota selatan Yaman, Taiz dan Ad-Dali. Setidaknya 10 orang tewas dalam bentrokan Sabtu malam di Taiz, di mana milisi Houthi terus menyerang pada hari terakhir gencatan senjata kemanusiaan.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Menurut PBB, setidaknya sudah 1.600 orang yang tewas dalam konflik Yaman sejak pertengahan Maret 2015, sebanyak 6.000 jiwa yang terluka. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata