
Houthi
di ibukota Sanaa, Yaman. (Foto: AFP)" width="300" height="168" /> Militan oposisi Houthi di ibukota Sanaa, Yaman. (Foto: AFP)Sanaa, 29 Dzulhijjah 1435/23 Oktober 2014 (MINA) – Militan oposisi Houthi Yaman pada hari Rabu (22/10) menyerbu gedung Kementerian Dalam Negeri di ibukota Sanaa dan menugusir para karyawan dari kantor.
“Para militan Houthi tiba dengan dua mobil ke tempat kementerian di Airport Street, Sanaa utara dan menyerbunya,” kata sumber keamanan dalam status anonimitas kepada Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
“Houthi masuk ke beberapa kantor, termasuk kantor Wakil Menteri Urusan Keuangan Mohamed Al-Sherafi dan mengusir karyawannya,” tambahnya.
Houthi telah mengendalikan Sanaa sejak 21 September, ketika mereka menandatangani kesepakatan dengan Presiden Yaman yang bertujuan untuk mengakhiri kebuntuan politik sepekan lamanya.
Baca Juga: AS Tingkatkan Serangan terhadap Cabang Al-Qaeda Hurrasud-Din
Sejak itu, Houthi berusaha untuk memperluas pengaruhnya di luar ibukota ke bagian lain negara.
Pada Selasa, pertempuran terus berlanjut antara Houthi dan kelompok Al-Qaeda yang didukung pejuang suku Sunni di provinsi Bayda.
Bentrokan terjadi di saat demonstran di ibukota menyerukan oposisi Houthi untuk meninggalkan Sanaa setelah tenggat waktu untuk membentuk pemerintahan baru.
Bentrokan sporadis meletus antara pejuang Houthi dan pejuang suku di Radaa, setelah Houthi membunuh seorang perwira tentara asal suku Qaifa.
Baca Juga: Mesir akan Jadi Tuan Rumah KTT Arab tentang Rekonstruksi Gaza
Sebagai pembalasan, pejuang suku dilaporkan menyerang oposisi Houthi di timur laut Radaa.
Pejuang Al-Qaeda juga dilaporkan mengendalikan empat daerah utama di distrik Odain, dengan tujuan mencegah para pejuang Houthi maju di provinsi Ibb.
Yaman terjun ke dalam kekacauan politik sejak pemberontakan rakyat meletus pada tahun 2011 menggulingkan penguasa otokratis Ali Abdullah Saleh satu tahun kemudian.
Beberapa negara Arab menuding Iran mendukung berlajutnya Houthi sebagai oposisi bersenjata di Yaman. (T/P001/P2)
Baca Juga: Turki Renovasi Bandara Internasional Damaskus yang Rusak Imbas Perang Saudara
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Arab Saudi Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Trump-Putin