Sanaa, MINA – Juru Bicara Kelompok Houthi, Yaman Mohammed Abdul Salam pada Jumat (12/1) mengatakan, serangan semalam yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris ke Yaman sebagai “agresi terang-terangan”, tidak akan menghentikan Houthi menargetkan kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah.
“Republik Yaman menjadi sasaran agresi Amerika-Inggris secara terang-terangan untuk melindungi Israel dan menghentikan operasi Yaman dalam mendukung Gaza,” kata Mohammed dalam pernyataannya dikutip Anadolu Agency.
“AS dan Inggris melakukan kebodohan dengan agresi berbahaya ini,” katanya.
Juru bicara kelompok tersebut menekankan bahwa hal ini tidak akan “menghalangi Yaman untuk mendukung Palestina dan Gaza.”
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
“Sama sekali tidak ada pembenaran atas agresi (AS-Inggris) terhadap Yaman, karena tidak ada ancaman terhadap navigasi internasional di Laut Merah atau Laut Arab,” tegasnya.
Sementara Ali al-Houthi, anggota Dewan Politik Tertinggi kelompok tersebut, mengatakan: “Serangan Amerika-Inggris adalah tindakan biadab, teroris, dan agresi yang disengaja dan tidak dapat dibenarkan yang mencerminkan psikologi brutal.”
Pemimpin Houthi menekankan bahwa “serangan ini menegaskan sekali lagi bahwa mereka (AS dan Inggris) adalah pihak yang mengarahkan agresi terhadap Gaza sama seperti mereka mengarahkan agresi terhadap Yaman.”
Dia menyatakan bahwa kedua negara (AS-Inggris) “melindungi terorisme Israel” karena mereka sendiri mewakili “terorisme.”
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Mengutip Kantor Berita Saba, yang berafiliasi dengan Houthi, melaporkan bahwa pesawat AS dan Inggris melakukan serangan udara di provinsi Sanaa dan Al Hudaydah, Sa’ada, dan Dhamar.
Serangan itu terjadi beberapa jam setelah pemimpin kelompok Houthi Yaman, Abdul-Malik al-Houthi, memperingatkan bahwa siapa pun yang mengambil risiko melakukan tindakan militer terhadap negaranya akan “membayar akibatnya,” dan menekankan bahwa setiap agresi Amerika “tidak akan pernah dibiarkan begitu saja.” (T/R5/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina