Saada, Yaman, 16 Rajab 1436/5 Mei 2015 (MINA) – Seorang pemimpin senior kelompok milisi Houthi di Yaman mengatakan, kelompoknya “tidak peduli” tentang perundingan mendatang di Riyadh, Arab Saudi, yang bertujuan memecahkan krisis politik Yaman.
“Dialog antara kekuatan politik Yaman telah berlangsung hingga awal agresi,” kata anggota terkemuka Houthi, Mohamed Al-Bekheiti kepada Anadolu Agency, Selasa (5/5), mengacu kepada kampanye serangan udara koalisi negara Teluk pimpinan Saudi terhadap kelompoknya.
“Kami ingin kembali ke dialog, kami tidak peduli dengan dialog lainnya, baik di Riyadh atau di tempat lain,” tambahnya.
Pernyataan Al-Bekheiti muncul satu hari setelah Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang saat ini berlindung di Riyadh, mengatur konferensi “dialog nasional” pada 17 Mei antara berbagai kelompok politik Yaman.
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
“Hadi telah meminta kekuatan politik Yaman untuk mengambil bagian dalam dialog yang ditujukan untuk mengubah status quo di negara itu,” kata seorang sumber yang dekat dengan Presiden Yaman kepada Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Namun, sumber yang statusnya anonimitas itu tidak menyebutkan, apakah Presiden Hadi turut mengundang kelompok militan Houthi selaku pihak yang melakukan pemberontakan dan sekutunya, mantan Presiden Ali Abdullah Saleh.
Di hari yang sama, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir menyatakan, Kerajaan sedang mempertimbangkan untuk menghentikan sementara serangan udara koalisi terhadap pemberontak di Yaman agar pengiriman bantuan bisa bekerja.
Jubeir mengatakan di Riyadh, Kerajaan akan berkonsultasi dengan anggota koalisi, Nahar Net melaporkan.
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
Koalisi negara Teluk pimpinan Arab Saudi telah melancarkan serangan udara di Yaman pada akhir Maret terhadap milisi Houthi dan sekutunya, setelah kelompok dari utara Yaman itu menguasai sebagian besar negara, termasuk ibukota Sanaa.
PBB telah berulang kali memperingatkan, negara miskin Yaman menghadapi krisis kemanusiaan. Seruan telah meluas kepada dunia internasional untuk upaya peningkatan pengiriman bantuan. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)