Riyadh, MINA – Milisi Houthi yang menolak proposal gencatan senjata Arab Saudi, kian meningkatkan serangannya ke wilayah Kerajaan dalam sepekan terakhir.
Yang terbaru terjadi pada Jumat pagi (26/3), ketika sebuah rudal balistik dicegat di langit di atas kota Najran oleh pasukan pertahanan Saudi.
Sehari sebelumnya, sebuah proyektil menghantam terminal minyak di Jazan, menyebabkan kebakaran. Sebelumnya pada hari Kamis, sejumlah drone yang berisi bahan peledak dicegat dan dihancurkan, kata laporan di TV pemerintah.
Menurut pengamat politik Mubarak Al-Ati, penolakan Houthi terhadap gencatan senjata itu karena kelompok pemberontak tersebut meyakini komunitas internasional terpecah dalam masalah itu.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Namun, Houthi harus menyadari bahwa dunia sepenuhnya bersatu (dalam keinginannya untuk) mencapai perdamaian di Yaman, dan bersatu di belakang inisiatif Saudi,” kata Al-Ati, Arab News melaporkian.
Dia memperkirakan bahwa Utusan PBB untuk Yaman Martin Griffiths dan Utusan Khusus AS Tim Lenderking mungkin akan melakukan perjalanan ke Muscat, Oman, untuk melakukan pembicaraan dengan Houthi guna menekankan bahwa “waktunya telah tiba untuk mengakhiri penderitaan rakyat Yaman” dan membujuk mereka untuk mendukung proses perdamaian.
Menurutnya, inisiatif Saudi yang diumumkan pada Senin (22/3), merupakan kesempatan bagi Houthi untuk menjadi mitra dalam mencapai perdamaian yang diinginkan rakyat Yaman, dan yang didukung oleh komunitas internasional. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)