Sana’a, MINA – Kelompok Houthi Yaman mengklaim, pada Senin, telah menyerang kapal kargo tentara AS di Teluk Aden. Demikian dikutip dari Memo, Selasa, (23/1).
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Houthi, Yahya Saree, mengatakan bahwa kapal “OCEAN JAZZ” menjadi sasaran “rudal angkatan laut”.
Dia mengatakan serangan itu “untuk mendukung rakyat Palestina yang tertindas dan sebagai bagian dari respons terhadap agresi Amerika-Inggris terhadap negara kami.”
“Tanggapan terhadap serangan Amerika dan Inggris pasti akan datang, dan setiap serangan baru tidak akan terjawab,” kata juru bicara tersebut. Hingga saat ini belum ada komentar AS mengenai klaim Houthi.
Baca Juga: ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu, Yordania: Siap Laksanakan
Namun Militer AS, juga pada Senin, membantah klaim Houthi bahwa mereka telah menyerang kapal kargo Amerika, “Ocean Jazz” di Teluk Aden.
“Laporan Houthi mengenai dugaan serangan yang berhasil terhadap “M/V Ocean Jazz” jelas-jelas salah,” kata Komando Pusat Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan. “NAVCENT telah menjaga komunikasi konstan dengan “M/V Ocean Jazz” selama transit yang aman.”
Ketegangan meningkat di Laut Merah di tengah serangan Houthi terhadap kapal komersial yang diduga memiliki hubungan dengan Israel.
Kelompok Houthi mengatakan serangan mereka bertujuan untuk menekan pendudukan Israel agar menghentikan serangan mematikan di Jalur Gaza, yang telah mengakibatkan lebih dari 25.295 orang syahid sejak serangan lintas batas oleh kelompok pejuang Gaza Palestina pada 7 Oktober.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
AS dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap sasaran Houthi di Yaman dalam beberapa hari terakhir sebagai pembalasan atas serangan tersebut, yang telah menciptakan kekhawatiran akan terjadinya serangan inflasi baru dan gangguan rantai pasokan.
Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar. Jalur ini digunakan untuk transit antara Terusan Suez di Mesir dan Teluk Aden, sehingga memungkinkan kapal menghindari rute yang jauh lebih mahal dan panjang melintasi pantai selatan Afrika. (T/B03/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional