Gaza, MINA – Human Rights Watch (HRW), organisasi yang fokus terhadap masalah hak asasi manusia mengatakan, blokade Jalur Gaza selama 13 tahun oleh Israel bersama dengan pengabaian oleh otoritas Hamas, secara signifikan membebani kehidupan sehari-hari puluhan ribu penyandang disabilitas Palestina.
HRW di Hari Penyandang Disabilitas Internasional, Kamis (3/12) menegaskan, konflik bersenjata telah menambah hambatan yang dihadapi para penyandang disabilitas, yang meliputi kurangnya aksesibilitas ruang publik dan stigma yang meluas.
“Lebih dari satu dekade pembatasan Israel telah merampas kebebasan bergerak para penyandang disabilitas di Gaza, dan seringkali akses ke perangkat, listrik, dan teknologi yang mereka butuhkan untuk berkomunikasi atau meninggalkan rumah,” kata Emina Cerimovic, peneliti senior divisi hak disabilitas HRW seperti dikutip dari Wafa.
Menurut statistik resmi dari Biro Sensus Palestina, sekitar 48.000 orang di Gaza atau sekitar 2,4 persen dari populasi, memiliki disabilitas lebih dari seperlima di antaranya adalah anak-anak. Seorang pejabat Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memperkirakan bahwa angka sebenarnya jauh lebih tinggi.
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat
“Tindakan ini (blokade), di samping kegagalan otoritas Hamas untuk mengatasi kurangnya aksesibilitas di seluruh Gaza dan stigma yang meluas, berkontribusi membuat kehidupan di Gaza menjadi sangat sulit bagi banyak penyandang disabilitas,” tambah HRW.
Sejak 2007, otoritas pendudukan Israel telah memberlakukan larangan perjalanan umum yang mencabut kebebasan dua juta warga Palestina di Gaza untuk meninggalkan jalur seluas 365 kilometer persegi itu.
Israel juga secara tajam membatasi masuk dan keluar barang dari Gaza. Blokade Gaza oleh Israel, diperburuk oleh pembatasan Mesir di perbatasannya dengan Gaza, membatasi akses ke perawatan kesehatan, air bersih, dan listrik, serta peluang pendidikan, ekonomi, dan lainnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, sekitar 15 persen populasi dunia memiliki disabilitas. Beberapa orang menjadi cacat setelah cedera akibat kekerasan oleh otoritas Israel.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN OCHA) Desember 2019 mencatat, 498.776 penduduk Gaza, atau hampir 25 persen dari populasi Gaza mengalami tekanan psikososial dan memiliki kondisi kesehatan mental.
“Baik otoritas Israel dan Palestina secara sistematis mengabaikan para penyandang disabilitas di Gaza,” kata Cerimovic.
“Krisis listrik yang diberlakukan Israel, kekurangan alat bantu, dan lingkungan fisik yang tidak dapat diakses, menghalangi penyandang disabilitas untuk hidup mandiri dan berpartisipasi penuh dalam komunitas mereka,” ujarnya. (T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya