New York, MINA – Keamanan Mesir telah menangkap hampir 2.000 orang setelah protes terbesar sejak penggulingan presiden Islam Mohamed Morsi 2013, kata lembaga HAM Human Rights Watch (HRW), Jumat (27/9).
HRW mengatakan, pihak berwenang juga telah memblokir berbagai layanan internet dan situs web, demikian Nahar Net melaporkan.
“Pengacara tahanan telah mengunggah di halaman media sosialnya beberapa akun bahwa pasukan keamanan secara sewenang-wenang menangkap banyak orang hanya karena berada di ‘tempat yang salah pada waktu yang salah’ atau memiliki konten kritis di ponsel mereka,” kata HRW dalam sebuah pernyataan.
“Pemerintah juga telah mengerahkan petugas keamanan berseragam dan berpakaian preman di Kairo, Alexandria dan kota-kota lain, di dalam dan sekitar jalan-jalan utama serta alun-alun, secara acak menghentikan orang yang lewat, mencari dan menanyai orang-orang, serta memaksa mereka untuk menunjukkan isi ponsel dan akun media sosialnya,” kata HRW.
Baca Juga: Media Asing: Militan Sudan Membantai Warga Desa, 200 Lebih Tewas
Protes langka terjadi akhir pekan lalu terhadap pemerintah Mesir yang secara luas dilihat sebagai salah satu pemerintah paling otoriter di Timur Tengah.
Protes itu dipicu oleh video viral dari pengusaha Mesir Mohamed Aly yang mengasingkan diri ke Spanyol.
Aly telah menyerukan “pawai sejuta orang” dan “revolusi rakyat” untuk menggeser Presiden Abdel Fattah El-Sisi, yang dia tuduh membangun istana mewah sementara pembayar pajak bergulat dengan dampak penghematan di bawah program pinjaman IMF senilai 12 miliar dolar.
HRW meminta sekutu Barat Mesir untuk menunda bantuan militer sampai pemerintah menghentikan “pelanggaran berat hukum internasional”. (T/RI-1/RS3)
Baca Juga: PBB Tuduh Paramiliter Sudan Halangi Bantuan untuk Darfur
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: MSF: Separuh Penduduk Sudan Hadapi Kekurangan Pangan