Landon, 23 Muharram 1436/6 November 2015 (MINA) – Direktur Eksekutif Human Rights Watch (HRW) untuk Divisi Timur Tengah dan Afrika Utara, Sarah Leah Whitson, mengkritik Perdana Menteri Inggris David Cameron yang menyambut Presiden Mesir Abdel Fatah Al–Sisi di Gedung Parlemen, dan menggambarkannya sebagai aib.
“Bukannya menuntut Al–Sisi di Mahkamah Kriminil Internasional (ICC) ICC di Den Haag, Sisi malah disambut Perdana Menteri David Cameron di Gedung Parlemen. Ini adalah skandal,” kata Whitson kepada Anadolu Agency yang disiarkan MEMO dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu (7/11).
Pemerintah Inggris dalam pernyataan resmi mengatakan, PM Cameron mengundang Presiden Sisi untuk kunjungan tiga hari sejak Rabu, sebab pentingnya kerjasama kedua negara untuk meningkatkan perdagangan, pariwisata, serta untuk memerangi Daesh dan ekstremisme.
Sarah Welson, pegia HAM, lebih lanjut juga mengkritik, posisi Inggris dalam menghadapi tindakan Al–Sisi terhadap rakyatnya sendiri.“Rakyat Mesir tidak akan melupakan sikap negatif Inggris tersebut,” katanya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Ia mengatakan, rakyat Mesir tidak akan melupakan pertemuan Cameron dan Al–Sisi, apalagi dalam pertemuan itu, Inggris lebih fokus pada penjualan senjata daripada membicarakan prinsip dan moral.
Sementara itu Shadi Hamid, dari American Institute Brookings mengatakan, tujuan di balik kunjungan Al–Sisi ke Inggris adalah untuk mendapatkan pengakuan internasional pada legitimasi pemerintahannya.
Hamid menanbahkan, “tetapi pengakuan itu juga akan mngandung makna pembenaran pada penindasannya terhadap rakyat“.
Al–Sisi mulai kunjungan resmi ke Inggris pada Rabu (4/11), atas undangan Perdana Menteri David Cameron, namun ia disambut dengan reaksi marah dari pegiatan-pegiat demokrasi dan hak asasi manusia.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Cameron bertemu dengan Presiden Mesir pada awal kunjungan tiga harinya.
Pemerintah Inggris telah menegaskan, pentingnya kerjasama dengan Al–Sisi berkaitan dengan pariwisata, perdagangan, memerangi Daesh dan ekstremisme.
Anggota Parlemen dari Partai Konservatif yang berkuasa juga telah menekankan pentingnya bekerjasama dengan Mesir untuk mencapai stabilitas di kawasan dan dalam “perang melawan terorisme“. (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata