HRW: Tentara Eritrea Bunuh Ratusan Warga Sipil di Tigray

Tentara Eritrea. (Foto: dok. Jornlr.com)

New York, MINA – menembak mati ratusan anak dan warga sipil dalam pembantaian November 2020 di wilayah , , yang dilanda perang, kata Human Rights Watch ().

Laporan hari Jumat (5/3) itu adalah analisis besar kedua tentang pelanggaran Eritrea di kota Axum, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO, dalam sepekan terakhir.

Investigasi Amnesty International atas peristiwa yang sama merinci bagaimana pasukan Eritrea “mengamuk dan secara sistematis membunuh ratusan warga sipil dengan darah dingin”, Al Jazeera melaporkan.

Penemuan dari pengawas hak asasi manusia muncul ketika kekhawatiran global meningkat atas kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Eritrea di Tigray.

Para pemimpin PBB pada Kamis (4/3) menuduh Eritrea melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan mendesak mereka untuk mundur.

Pemerintah Addis Ababa dan Asmara menyangkal pasukan Eritrea terlibat aktif dalam konflik Tigray.

Perdana Menteri Abiy Ahmed yang mengumumkan operasi militer melawan kepemimpinan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), partai yang saat itu berkuasa di Tigray, pada awal November, mengatakan bahwa operasi itu dilakukan sebagai tanggapan atas serangan TPLF di kamp-kamp militer federal.

Laporan HRW menyebutkan, pasukan Ethiopia dan Eritrea memasuki Axum pada 20 November 2020.

Orang Eritrea kemudian terlibat dalam “penjarahan yang meluas” di saat sebagian besar tentara Ethiopia mengawasi, kata laporan itu.

“Saya bertanya kepada seorang tentara, mengapa Anda tidak melakukan apa-apa, Anda adalah orang Etiopia, dan kami berada di Etiopia. Anda mengizinkan orang Eritrea untuk melakukan ini,” kata seorang penduduk yang dikutip oleh HRW.

“Dia memberi tahu saya: Kami membutuhkan perintah dari atas” katanya.

Pembantaian itu dimulai pada 28 November setelah anggota milisi Tigrayan, bergabung dengan beberapa penduduk, menyerang tentara Eritrea, kata HRW.

Setelah memanggil bala bantuan, orang Eritrea mulai “bergerak melalui kota, pergi dari rumah ke rumah, mencari laki-laki tua dan muda, dan mengeksekusi mereka.” (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)