Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

HTI : JANGAN SERAHKAN MIGAS PADA PIHAK ASING

Nur Hadis - Rabu, 19 November 2014 - 03:42 WIB

Rabu, 19 November 2014 - 03:42 WIB

968 Views

Seorang ibu membawa karton bertuliskan "BBM Naik, Rakyat Sengsara, Asing Gembira" pada aksi tolak kenaikkan BBM oleh massa HTI di Bandar Lampung, Selasa, (18/11). Photo By : Hadis MINA
Seorang ibu membawa karton bertuliskan "BBM Naik, Rakyat Sengsara, Asing Gembira" pada aksi tolak kenaikkan BBM oleh massa HTI di Bandar Lampung, Selasa, (18/11). Photo By : Hadis MINA
Seorang ibu membawa karton bertuliskan "<a href=

BBM Naik, Rakyat Sengsara, Asing Gembira" pada aksi tolak kenaikkan BBM oleh massa HTI di Bandar Lampung, Selasa, (18/11). Photo By : Hadis MINA" width="300" height="200" /> Seorang ibu membawa karton bertuliskan “BBM Naik, Rakyat Sengsara, Asing Gembira” pada aksi tolak kenaikkan BBM oleh massa HTI di Bandar Lampung, Selasa, (18/11). Photo By : Hadis MINA

Bandar Lampung, 25 Muharram 1436/18 November 2014 (MINA) – Minyak dan Gas (Migas) hendaknya dikelola sepenuhnya oleh negara, tidak diserahkan kepada pihak asing. Demikian diungkapkan Diding Suhandy, Humas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Lampung saat ditemui Miraj Islamic News Agency (MINA) di sela aksi demo menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Tugu Adipura, Bundaran Gajah, Bandar Lampung, Selasa, (18/11).

“Islam membagi kepemilikan menjadi  kepemilikan umum, pribadi, dan negara. Kepemilikan umum di antaranya mencakup sumber alam separti minyak bumi, tambang emas, perak, tembaga, dan lain-lain. Kepemilikan umum ini tidak boleh dialihkan oleh negara dengan menyerahkan pengelolaannya kepada pihak lain menjadi dikuasai pribadi, baik swasta nasional atau asing, “ kata Diding.

Oleh karena itu, menurutnya kawasan-kawasan vital dan berfungsi sebagai penyeimbang dalam siklus air, daerah resapan air yang pada umumnya berupa bukit-bukit, hutan, gunung, pantai, daerah aliran sungai tidak boleh diubah menjadi milik pribadi. Negara tetap mengontrol daerah-daerah tersebut.

Sementara dalam rilisnya, HTI menolak kenaikan harga BBM yang semata menyukseskan liberalisasi migas di bumi Indonesia.

Baca Juga: Syeikh El-Awaisi: Cinta di Balik Nama Baitul Maqdis

“Kebijakan menaikkan harga BBM tidak lain untuk menyukseskan liberalisasi migas. Yaitu penguasaan yang lebih besar kepada pihak swasta asing dan pengurangan peran negara. ini sangat merugikan dan menyengsarakan rakyat yang notabene adalah pemilik sumber daya alam itu sendiri, “ tegas Juru Bicara HTI, Muhammad Ismail Yusanto dalam rilisnya.

Menurutnya, liberalisasi dilakukan untuk memenuhi tuntutan pihak asing, dan untuk itu, pemerintah tega mengabaikan aspirasi masyoritas rakyatnya. Jadi jelas sekali kebijakan menaikkan BBM adalah bentuk pengkhianatan.

Dalam aksinya, ratusan massa HTI Lampung mulai dari anak-anak sampai ibu-ibu mengadakan longmarch mulai dari Masjid Taqwa menuju Tugu Adipura, Bundaran gajah Bandar Lampung menolak keputusan pemerintah menaikkan harga BBM.(L/K08/P2)

Baca Juga: Tinjau Program Bantuan di Herat, MER-C Kirim Tim ke Afghanistan

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia