Washington, 12 Jumadil Awwal 1436/3 Maret 2015 (MINA) – Hubungan antara Washington dan Tel-Aviv kian memanas. Hal itu dipicu kedatangan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu ke Capitol Hill dengan misi untuk menggagalkan kesepakatan nuklir antara AS-Iran.
Israel khawatir, kebijakan Presiden AS, Barack Obama yang mendukung nuklir Iran malah memungkinkan Teheran untuk mengembangkan senjata atomnya. Sampai sekarang, pihak Iran masih membantah program nuklirnya ditujukan untuk membuat senjata pemusnah massal.
“Ini akan menjadi kesepakatan yang sangat mengerikan,” kata Netanyahu, Hurriyet daily news melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
AS dan Israel diketahui berbeda pandangan soal kontroversi program nuklir di Iran. Sementara Obama memberikan batasan waktu soal nuklir Iran hingga akhir Maret nanti. Dihadapan anggota Kongres AS, Netanyahu mengakui, persoalan tersebut telah mengancam hubungan AS-Israel untuk ke depanya.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Di lain pihak, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry yang saat ini sedang berada di Swiss menegaskan soal nuklir Iran, Washington akan tetap melanjutkan negosiasi dengan Teheran. Negosiasi itu ditujukan untuk menjawab apa ada manfaat dari proses ini setelah munculnya banyak keraguan.
Sebelumnya, AS dan Israel diberitakan telah menghentikan kerjasama intelijen akibat dari persoalan yang sama. (T/P011/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan