Oleh : Ganjar Darussalam, Aktivis Aqsa Working Group (AWG) Jabar, Ketua Umum HMI Cabang Bandung 2016-2017
Penjajahan dan penderitaan hingga saat ini terus dirasakan oleh rakyat Palestina disebabkan oleh pendudukan Zionis Israel, sejak 14 Mei 1948, sehari sebelum akhir Mandat Britania Raya.
Agensi Zionis Yahudi dengan memproklamasikan kemerdekaan dan menamakan negara yang didirikan tersebut sebagai “Israel”, atas pengakuan Inggris dan Amerika Serikat.
Kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia pun kemudian tergerak membela dan mendukung perjuangan rakyat Palestina. Ini bukan saja hanya karena perbuatan pendudukan Israel menguasai dan mencaplok tanah Palestina, mengusir warga setempat penduduk Palestina, yang jelas sangat bertentangan dengan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. Akan tetapi karena di wilayah Palestina pula terdapat Masjid Al-Aqsa yang suci.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Allah Suhanahu Wa Ta’ala mensucikan wilayah tersebut sesuai dengan firman-Nya di dalam Surat Al- Isra ayat pertama, tempat yang di dalamnya penuh dengan keberkahan.
Termasuk tentu di negara kita Indonesia. Berbicara persoalan Palestina sudah menjadi buah bibir warga Negara Indonesia khususnya umat Islam. Bahkan jauh sejak sebelum kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Persaudaraan Indonesia dan Palestina memiliki sejarah yangkuat dan panjang. Berikut adalah bukuti-bukti eratnya hubungan kedua bangsa;
Bukti Pertama, di Provinsi Jawa Tengah ada kota yang bernama Kudus? dan pernah tahukah kita semua bahwa di kota tersebut ada nama masjid bersejarah yang namanya Masjid Al-Aqsha? ya di kota tersebut berdiri Masjid Al-Aqsha. Kudus sendiri diambil dari kata Al-Quds, yang merupakan nama lain dari Yerusalem, kota tempat berdirinya Masjidil Aqsa.
Dalam prasasti di masjid ini dituliskan “telah dibangun Masjid Al-Aqsha di Al-Quds” bertahun 956 H. /1549 M. oleh Sunan Kudus. Nama asli Sunan Kudus adalah Ja’far Shodiq, putra Raden Usman Haji, cucu Sunan Ampel, berasal dari Demak (H.J. De Graaf dan T.H. Pigeaud dalam bukunya, Kerajaan Islam Pertama di Jawa).
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Setelah masjid ini dikenal luas, maka berangsur Kota yang dulu disebut Tajug kemudian dikenal sebagai Kota Kudus. Masjid ini saat ini dikenal sebagai Masjid Menara Kudus. (Edisi Khusus Lebaran, Gatra Nomor 05-06 Beredar Kamis, 13 Desember 2001).
Sebuah kenyataan dan fakta bahwa tidak ada Kota Kembar yang memiliki masjid kembar, yaitu Masjid Al-Aqsha di Al-Quds Palestina dan Masjid Al-Aqsha di Kudus Indonesia.
Tentu banyak dari kita yang belum mengetahui apa hubungan dari kedua masjid tersebut dengan memiliki nama yang sama di nama kota yang sama ini merupakan bukti persaudaraan pertama antara Indonesia dan Palestina.
Bukti Kedua, kaum Muslimin di Indonesia mayoritas bermazhab Imam Syafi’i.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Tahukah kita siapa beliau ini? Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris Asy-Syafi`i. Beliau tergolong kerabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Ia termasuk dalam Bani Muththalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Asy-Syafi’i).
Imam Syafi’i dilahirkan pada tahun150 H. di kota Ghozzah (Gaza) sekarang. Sebuah kota yang terletak di perbatasan wilayah Syam ke arah Mesir. Tepatnya di sebelah selatan Palestina. Jaraknya dengan kota Asqolan sekitar dua farsakh (1 farsakh = 5541 meter). Sumber: http://muslim.or.id/biografi/imam-syafii-sang-pembela-sunnah-dan-hadits-nabi.html).
Bukti Ketiga, dahulu pada tahun 1938, cabang-cabang Nahdlatul Ulama (NU) di seluruh Indonesia diinstruksikan untuk menjadikan tanggal 27 Rajab sebagai Pekan Rajabiyah. (Sumber: http://jejakislam.net/?p=351).
Pekan Rajabiyah menggabungkan perayaan Isra Mi’raj dengan solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina untuk menuntut kemerdekaan. Bahkan PB-NU pun menyerukan kepada seluruh anggota NU dan ummat Islam untuk melakukan Qunut Nazilah pada setiap shalat fardhu. (Sumber: http://jejakislam.net/?p=351).
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Kini Pekan Rajabiyah masih berlangsung marak di berbagai daerah di tanah air. Namun rangkaian kajian Isra Mi`raj dan solidaritas atas perjuangan rakyat Palestina lambat laun berkurang.
Sudah sepantasnya kajian tersebut kita semarakkan kembali serta bentuk dukungan terhadap Palestina dan Kesucian Masjid Al-Aqsa yang dinodai Yahudi Israel agar kembali ke pangkuan Muslimin.
Bukti Keempat, yang pertama kali menyerukan kemerdekaan Indonesia kala itu adalah bangsa Palestina dan Mesir. (Sumber: Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia , M. Zein Hassan Lc., Bulan-Bintang 1980 ).
“Pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan ucapan selamat dari Mufti Besar Palestina, Amin Al-Husaini kepada Alam Islami, bertepatan pengakuan Jepang atas kemerdekaan Indonesia. Berita yang disiarkan radio tersebut dua hari berturut- turut, kami sebar-luaskan, bahkan harian Al-Ahram yang terkenal telitinya juga menyiarkan.” (Sumber: Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia , M. Zein Hassan Lc., Bulan-Bintang 1980).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Bahkan, tersebutlah seorang Palestina yang sangat bersimpati terhadap perjuangan Indonesia, Muhammad Ali Taher. Beliau adalah seorang saudagar kaya Palestina yang spontan menyerahkan seluruh uangnya di Bank Arabia tanpa meminta tanda bukti dan berkata : “Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia.” (Sumber: Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia , M. Zein Hassan Lc., Bulan-Bintang 1980).
Bukti Kelima, pada tahun1959, pemugaran Masjid Al-Aqsa ke-2 dimulai, didanai oleh Jordan sebanyak 60.000 JD dan didukung negeri-negeri Islam lainnya sebanyak 86.000 JD. Total biaya sebanding US$ 205.860 Perbaikan ke-2 ini rampung pada 06 Agustus 1964 M.(Sumber: http://www.kinghussein.gov.jo/islam_restoration.html, 1 Jordan Dinar = US$ 1,41044 sebagaimana https://en.wikipedia.org/wiki/Jordanian_dinar)
Kemudian, tahun 1965, Presiden Soekarno, kala itu melalui perantara Menteri Agama KH.Saifuddin Zuhri, turut membantu pemugaran Masjid Al-Aqsa. Indonesia menyumbang $US 18.000 yang disampaikan kepada Menteri Urusan Waqaf Kerajaan Yordania. (Sumber: Zuhri, KH Saifuddin. 2013. Berangkat dari Pesantren. LKiS : Yogyakarta).
Bukti Keenam, RS Indonesia di Gaza seluas 1 hektar ini dibangun oleh LSM Medical Emergency Rescue Committe (Mer-C) bersama Relawan Pondok Pesantren Al-Fatah seluruh Indonesia sejak tahun 2010.
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Rumah Sakit ini berdiri di atas lahan waqaf pemerintah Palestina dan didukung dana senilai 126 miliar rupiah, sumbangan dari berbagai lapisan masyarakat Indonesia.
Tercatat pada Sabtu 9 Januari 2016, diadakanlah acara serah terima RS Indonesia di Gaza, yang dilakukan secara simbolis dari Presidium MER-C, dr.Henry Hidayatullah kepada Pemerintah Palestina yang diwakili Menkes Palestina, Dr. Jawad Mohammad Awwad. (Sumber: http://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Menkes-Palestina-Resmi-Terima-RS-Indonesia-di-Gaza.aspx).
Keenam bukti persaudaraan Indonesia dan Palestina tersebut cukuplah menjada pengetahuan bagi kita generasi yang hidup era 2020-an, jaman perkembangan teknologi digital informasi yang begitu pesat.
Era digital ini kita harus mampu lagi lebih keras lagi untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan Pembebasan Masjid Al-Aqsa melalui Sistem Informasi Digital yang kita konsumsi setiap harinya.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Tentu masih banyak lagi bukti keabadian persahabatan dan persaudaraan antara kedua bangsa yang mayoritas Muslim ini, baik secara fisik, maupun batin yang selalu terikat dalam doa.
Satu hal yang harus kita ketahui, dari hubungan kuat sejarah panjang persaudaraan ini, adalah komitmen kita untuk terus membela saudara yang tertindas dan terdzalimi sampai mereka merdeka. Ini karena sejarah bukan hanya sekedar pengetahuan akademik, tetapi lebih dari itu harus diperjuangkan kembali pembuktian ceritanya.
Semoga kita semua dapat menjaga api semangat perjuangan dalam pembebasan Masjidil Aqsa dan kemerdekan saudara kita bangsa Palestina Aqsha. Wallahu a’lam. (A/Gan/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat