Ankara, 6 Jumadil Awwal 1436/25 Februari 2015 (MINA) – Hubungan Turki dengan pemerintahan Libya yang sah, memburuk setelah Perdana Menteri Abdullah Al-Thani melarang perusahaan Turki di negara itu dan membatalkan kontraknya.
Pemerintahan Al-Thani telah menuding Turki mendukung kelompok milisi, membuat pemerintah Turki mengecam keputusan dan tudingan itu, Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Tanju Bilgic mengatakan, pemerintah Al-Thani yang tidak berniat untuk “perdamaian dan stabilitas” di negeri ini, justeru menargetkan Turki sebagai gantinya.
Pemerintah Al-Thani hanya menguasai wilayah timur Libya sejak ibukota Tripoli jatuh ke tangan kelompok bersenjata Libya Dawn yang juga membentuk parlemen tandingan Kongres Nasional Agung (GNC).
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
“Pemerintah transisi di Tobruk yang diharapkan melakukan upaya perdamaian dan stabilitas di Libya, sebaliknya menargetkan perusahaan kami yang bekerja untuk pembangunan Libya,” kata Bilgic.
Dalam sebuah wawancara Kamis pekan lalu dengan harian internasional Arab, Asharq Al-Awsat, Perdana Menteri Libya ditanya tentang bukti atas keterlibatan negara asing dalam mendukung organisasi milisi di Libya.
Al-Thani menjawab, di masa lalu telah ada bukti keterlibatan negara-negara seperti Qatar dan Sudan, dan ia menyatakan sekarang Turki memamfaatkan “dampak negatif” keamanan dan stabilitas Libya.
“Sejauh ini, sikap Turki belum benar dan kami akan memaksanya untuk mengambil langkah-langkah,” kata Al-Thani.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
“Pada akhirnya, Turki akan kalah karena Libya dapat menangani negara lain (sebelumnya) dan perusahaan Turki adalah orang-orang yang akan kehilangan investasinya di Libya.”
Pemerintah Turki mengakui pemerintah Libya di Tobruk, tetapi mendesak kedua parlemen saingan untuk membentuk pemerintahan tetap di Libya, dalam lingkup di bawah negosiasi PBB.
Turki telah membantah mendukung kelompok-kelompok milisi di Libya. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa