Washington, MINA – Presiden Amerika Donald Trump secara keliru menghubungkan peningkatan kejahatan yang tercatat di Inggris dan Wales dengan apa yang disebutnya sebagai ‘penyebaran teror Islam radikal’, dalam komentar terbarunya di Twitter.
‘Baru saja keluar laporan: ‘Kejahatan di Inggris meningkat 13% setiap tahun di tengah penyebaran teror Islam Radikal.’ Ini tidak baik, kita harus menjaga Amerika tetap aman!’ tulis presiden AS tersebut seperti dilansir The Guardian, Jumat (20/10), yang dikutip MINA.
Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS), dalam laporan yang diperbaharui tiap kuartal tentang kejahatan, Kamis (19/10), melaporkan peningkatan 13% dalam semua pelanggaran yang dicatat polisi di seluruh Inggris dan Wales.
ONS mengatakan polisi telah mencatat pelanggaran sebanyak 5,2 juta dalam setahun sampai Juni, termasuk kejahatan senjata, kejahatan pisau, perampokan, pelanggaran seksual, penguntaian dan pelecehan, perampokan, dan kejahatan mobil.
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
Laporan tersebut hampir tidak menyebutkan terorisme selain untuk merujuk pada suatu kejadian terhadap dampak serangan teroris baru-baru ini di Inggris terhadap tingkat pembunuhan utama. Tiga puluh lima orang terbunuh dalam insiden di London dan Manchester.
Perhatian Presiden Trump terhadap statistik kejahatan tersebut tidak menggembirakan Kantor Perdana Menteri Inggris, karena ada beberapa aspek dari laporan ONS yang mungkin terdengar lonceng alarm politik, yaitu percepatan peningkatan jumlah insiden kejahatan kriminal yang tercatat polisi dalam dua tahun terakhir. Ada peningkatan dua digit dalam beberapa jenis kejahatan kekerasan, seperti kejahatan senjata, kejahatan pisau dan pelanggaran seksual.
Komentar Trump di Twitter langsung dikecam oleh kelompok kanan (far-right) dan komentator. Bahkan cuitan Presiden AS itu dikutip oleh mantan pemimpin Liga Pertahanan Inggris Tommy Robinson.
Kolumnis surat kabar Katie Hopkins mengutip tweet Trump dengan mengacu pada ‘regu pemerkosaan anak-anak’, yang pada gilirannya di-retweet oleh Paul Watson, teoritikus konspirasi alt-right.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Yang lainnya mengkritik Trump karena telah menghubungkan statistik kejahatan dengan meningkatnya ekstremisme Islam.
Miqdaad Versi, asisten sekretaris jenderal di Dewan Muslim untuk Inggris, yang berkampanye melawan misrepresentasi umat Islam di media, menyebut tweet Trump ‘tidak kompeten’.
Yvette Cooper, angota parlemen dari Partai Buruh dan ketua komisi urusan dalam negeri, menyebut tweet Trump ‘dungu’.
Wakil pimpinan Partai Buruh, Tom Watson, menyamakan tweet tersebut dengan kejahatan kebencian. Jo Swinson, anggota parlemen Demokrat Liberal, menuduh Trump menyebarkan ketakutan.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Sementara Caroline Lucas, co-leader Partai Hijau, menantang Perdana Menteri Theresa May untuk mengutuk Trump.
Data Inggris dan Wales yang dipublikasikan pada Kamis (19/10) termasuk 27% peningkatan kejahatan senjata menjadi 6.696 pelanggaran, peningkatan kriminalitas sebesar 26% menjadi 36.998 pelanggaran, perampokan meningkat 25% menjadi 64.499 kasus, pelanggaran seksual meningkat 19% menjadi 129.700, dan menguntit dan melecehkan naik 36% menjadi 243.086 kasus. (T/R11/P1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
trump-mistakenly-links-uk-rise-with-spread-of-islamic-terror">https://www.theguardian.com/us-news/2017/oct/20/trump-mistakenly-links-uk-rise-with-spread-of-islamic-terror
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung