HUJAN : SALAH SATU BENTUK KEKUASAAN ALLAH

hujan-pics4world

hujan-pics4worldOleh: Nidiya Fitriyah

Air merupakan sumber kehidupan manusia di muka Bumi ini. Tanpa air, tumbuhan, hewan dan makhluk hidup yang ada di Bumi ini akan mati. Air merupakan prasyarat bagi kelanjutan makhluk hidup di Bumi ini. Apakah anda tahu darimana datangnya air ? Darimana ya ? Saya coba menebak, mungkin saja air berasal dari yang turun dari Langit.

Masih segar dalam ingatan, ketika guru saya waktu di SD berkata bahwa terbentuknya hujan berawal dari penguapan akibat panas matahari. Uap air naik ke atas dan terkumpul di udara dan mengalami pemadatan (kondensasi). Inilah yang kita sebut awan yang akan bergerak akibat hembusan angin dan terus keatas hingga mencapai atmosfer sehingga terjadilah butiran – butiran air / es, yang  semakin lama semakin berat sehingga terjadilah hujan.

Akan tetapi itu mungkin kata buku yang saya kutip, tetapi apakah Al-Quran juga menjelaskan proses  terbentuknya Hujan ?

Ya, benar. Al Quran menjelaskan secara detill proses terbentuknya Hujan. Subhanallah. Al-Quran sudah ada 14 Abad yang lampau dan ini sudah jelas bukan buatan manusia. Dalam Surah Ar Rum ayat 30.

اللَّهُ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاءِ كَيْفَ يَشَاءُ وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ ۖ فَإِذَا أَصَابَ بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ

Artinya

Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.

 

Dari ayat diatas, kita dapat mengambil ibrah bahwa ada tiga tahapan terbentuknya hujan

  1. “Dialah yang mengirimkan angin …”

Butiran – butiran air yang terbentuk oleh buih – buih air laut menyebabkan partikel – partikel air naik ke atas. Partikel yang kaya akan garam ini kemudian terbawa angin dan bergeser ke atas menuju atmosfer. Partikel ini yang membentuk awan.

“… lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal …”

Awan yang terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal garam. Karena diameter partikel air tersebut kecil yaitu antara 0,01 – 0,02 mm menyebabkan awan mengapung di udara dan menyebar di langit.

 

  1. “… lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya…”

Partikel air yang mengelilingi kristal garam itu kemudian bersatu sehingga membuat awan menjadi lebih berat. Dikarenakan adanya pengaruh gravitasi bumi maka uap air tersebut dengan izin Allah akan menjadi hujan yang dapat memberikan kabar gembira bagi semua makhluk hidup.

 

Subhanallah, begitu hebatnya Al-Quran yang telah memberitahukan fakta – fakta tentang terbentuknya hujan kepada manusia sebelum sains sanggup menjawabnya. Selain itu juga di ayat lain Allah Azza Wa Jalla juga berfirman dalam surah Az-Zukhruf ayat 11.

وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَّيْتًا ۚ كَذَٰلِكَ تُخْرَجُونَ

 

Artinya :

Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).

 

Ayat diatas jelas mengandung pelajaran berharga bagi kita. Allah SWT menyebutkan “menurut kadar”. Jadi hujan yang turun dari langit itu sudah Allah atur sesuai kadarnya artinya tidak sembarangan asal mau turun saja semua sudah ada kadarnya dan semua itu merupakan nikmat dari Allah ta’ala.

Namun sayang sekali, ketika semua orang mengetahui bahwa hujan adalah nikmat dari Allah ta’ala, sekalinya hujan itu datang dan mengganggu aktivitas kita, maka secara tidak sadar timbullah kata-kata celaan “Yaah hujan”, “Aduh hujan lagi hujan lagi”. Sungguh ketika kata-kata itu muncul dari mulut kita, sama saja kita mencela Allah ta’ala. Kata-kata tersebut tidak ada manfaatnya sama sekali.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Janganlah kamu mencaci maki angin.” (HR. Tirmidzi)

Dari hadist diatas menunjukkan bahwa kita tidak boleh mencaci angin sekalipun atau makhluk lain yang tidak berbuat apa-apa, termasuk juga hujan, karena hujan merupakan salah satu bentuk .

Semoga Allah selalu menjaga kita agar lisan ini banyak mengucap syukur kepada-Nya, termasuk karunia yang di berikan Allah berupa hujan. Wallahu’alam (Nidiya/EO2)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0