Hujan Salju Turun, Petani Apel Kashmir Rugi 90%

Petani apel Kashmir, India, memanen apel saat musim salju. (Foto: dok. News Clik)

Srinagar, MINA – Para petani apel di memperkirakan kerugian 90 persen dari hasil kebun mereka setelah wilayah lembah itu disiram hujan salju pertama awal bulan ini.

Menurut Serikat Petani Buah (KVFG), sebuah badan payung dari semua asosiasi , selain dari kerusakan pada tanaman apel yang sedang panen, 80 persen tanaman buah dari semua kebun di lembah itu tercabut setelah salju yang turun terlalu cepat.

Asosiasi tersebut juga mengutuk estimasi awal departemen Hortikultura yang mengutip kerugian kebun buah-buahan dengan kisaran Rs 2.250 crore yang hanya setara dengan 35 persen.

“Sangat disayangkan bahwa Direktur Hortikultura menilai kerugian kebun buah hanya sampai 35 persen ketika, di lahan, kerugian kebun buah mencapai sekitar 90 persen,” kata Presiden KVFG Bashir Ahmad Basheer, demikian Rising Kashmir melaporkan.

Dia mengatakan, akan membutuhkan setidaknya 15 tahun bagi petani untuk mengganti tanaman buah segar dengan yang rusak.

Basheer mengatakan, sesuai laporan awal dari kerugian yang diterima dari kantor KVFG, kerugian minimum dari kebun buah adalah Rs 5.000 crore.

“Omset tahunan sektor Hortikultura adalah Rs 10.000 crore. Jadi, bahkan jika kita anggap hanya 50 persen dari kerusakan, itu masih berarti kerugian Rs 5.000 crore,” katanya.

“Demikian pula, pada peremajaan kebun buah, seorang petani harus menunggu selama 15 tahun, yang berarti kerugian aktual sekitar Rs 75.000 crore,” kata Basheer.

Dia mengatakan, sektor Hortikultura adalah kontributor utama ekonomi Jammu dan Kashmir (J&K) di mana lebih dari 7 lakh keluarga bergantung pada mata pencaharian.

Basheer mengatakan, Direktur Hortikultura Kashmir serta Wakil Rektor Universitas Sains dan Teknologi Pertanian Sher-e-Kashmir (Kashmir SKUAST-K) harus menilai kerugian aktual dari semua kebun buah Lembah yang diderita, karena salju yang turun terlalu deras baru-baru ini.

“Langkah-langkah segera harus diambil untuk memberikan kompensasi yang layak atas kerugian yang diderita petani buah,” katanya.

Para petani buah juga menuntut bebas dari pestisida, insektisida, fungisida, dan pupuk murah untuk jangka waktu lima tahun.

“Para petani buah juga harus diberikan pinjaman tanpa bunga selama lima tahun sehingga mereka dapat membangun kembali kebun buah mereka kembali. Selain itu, ada kebutuhan untuk menerapkan skema asuransi tanaman secara terpisah untuk tanaman apel dan buah-buahan,” tambah Basheer. (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)