Jakarta, 20 Jumadil Akhir 1437/30 Maret 2016 (MINA) – HWPL (Heavenly Culture World Peace Restoration of Light) mengadakan diskusi antar umat beragama, demi terwujudnya perdamaian di dunia tanpa peperangan, karena selama ini konflik yang terjadi salah satunya disebabkan karena agama.
“80% penyebab peperangan berasal dari konflik agama, untuk itu kita sebagai tokoh agama perlu mewujudkan persatuan dan kerukunan umat beragama,” kata Paulus Lim, HWPL WARP Office Reseacrh Specialist kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA). Rabu, (30/3).
Dialog Perdamaian Antar Agama diadakan HWPL di UIN Jakarta pada Senin lalu menghadirkan perwakilan tokoh dari berbagai agama. Lim mengatakan selama ini umat beragama belum mengerti betul bahwa setiap agama mengajarkan perdamaian, maka dari itu diskusi perdamaian tersebut diadakan.
“Yang terpenting adalah saling memahami, karena saling tidak mengerti itu menjadi salah paham. Maka dari itu perlu ada dialog antaragama. Ternyata dalam seminar kemarin dapat disimpulkan bahwa setiap kitab suci mengajarkan perdamaian, semua umat bisa menjalin kedamaian, setiap agama saling mengerti dan memahami demi terwujudnya perdamaian,” jelasnya
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Ia juga mengaku kagum dengan toleransi beragama yang ada di Indonesia, di mana umat antarberagama bisa hidup rukun berdampingan tanpa ada konflik. Hal ini yang jarang ditemui di negara-negara lain, dan menurutnya toleransi tersebut sudah cukup baik tinggal lebih memperdalam, saling merangkul dan memperdalam.
“Indonesia sangat berpotensi mengatasi perselisihan agama. Indonesia juga memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika (Berbeda-beda tetapi tetap satu), tentunya menjadi contoh yang baik bagi negara lain untuk mengentikan konflik dan tercapaianya perdamaian,” tuturnya.
Deklarasi Penghentian Perang
Sebelumnya, Deklarasi Penghentian Perang dan Mewujudkan Perdamaian Dunia dihadiri ribuan tokoh internasional seperti pejabat negara dan perwakilan hukum digelar di Coex Auditorium, Seoul, Korea Selatan, Senin (14/3) lalu.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Man Hee Lee, Ketua Heavenly Culture World Peace Restoration of Light (HWPL) dalam sambutannya mengatakan bahwa acara tersebut akan tercatat dalam sejarah, di mana semua orang berkumpul dalam deklarasi mendesak era baru kedamaian dan penghentian peperangan yang diinginkan seluruh umat manusia.
“Kami berkumpul di sini, hari ini, saat ini di tempat ini tidak akan pernah terlupakan dalam sejarah umat manusia untuk memproklamasikan Deklarasi Penghentian Perang dan Pencapaian Kedamaian Dunia,” katanya, Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Deklarasi tersebut antara lain membahas ancaman atau penggunaan kekerasan, peperangan dan penyelesaian sengketa, kebebasan beragama, juga menyebarkan budaya damai. Ia menambahkan bahwa tujuan deklarasi ini adalah demi tercapainya kedamaian yang hakiki dan menghilangkan peperangan.
“Ini bertujuan untuk mencapai perdamaian dan menghentikan peperangan, kita bersama bersatu, saling menghormati dan bertoleansi hidup berdampingan secara damai, di dalam kitab suci manapun juga mengajarkan kebaikan,” tambahnya.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Hasil Deklarasi Penghentian Perang dan Pencapaian Perdamaian Dunia tersebut ditandatangani oleh Komite Hukum Internasional dari beberapa negara, dalam acara tersebut di antaranya Ali Abu Diak (Menteri Kehakiman Palestina), Alice Chaptini (Menteri Kehakiman Lebanon), dan Lex Mpati (Presiden Supreme Court of Appeal Afrika Selatan). Mpati berkesempatan memberikan berpidato ucapan selamat.
Di akhir, Man Hee Lee mengatakan, “Perdamaian akan menciptakan dunia yang lebih baik,” tutupnya. (L/M09/P4).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan