Seoul, MINA – Lembaga perdamaian Internasional Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL) menggelar Peringatan Tahunan ke-3 KTT Aliansi Perdamaian Agama Dunia, 17-20 September di Seoul, Korea Selatan.
Pertemuan puncak perdamaian selama tiga hari itu dihadiri 1.100 perwakilan dari organisasi antarpemerintah, organisasi nonpemerintah, serta para ahli di bidang hukum, pendidikan, dan media internasional dari sekitar 120 negara.
Konferensi perdamaian tersebut membahas langkah-langkah pembangunan perdamaian global melalui pembentukan pemerintahan kolaboratif antara pemerintah, masyarakat sipil, dan organisasi internasional.
Pembangunan dalam kampanye dan proyek perdamaian di belahan dunia mulai digelar melalui Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang (DPCW) yang diproklamasikan pada tahun 2016 untuk mengadvokasi kerja sama internasional guna mewujudkan perdamaian sebagai norma dan budaya.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Untuk mengembangkan agenda ini, empat sesi yakni Konferensi untuk Implementasi Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang 2017, Pertemuan Komite Perdamaian Hukum Internasional HWPL ke-5, Forum Pengembangan Pendidikan Damai untuk Penyebaran Budaya Perdamaian, dan Konferensi Jaringan Media Perdamaian Global diadakan pada hari pertama acara pada Ahad (17/9).
Pendiri sekaligus Ketua HWPL, organisasi internasional di bawah Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (UN ECOSOC), Man Hee Lee, menekankan penguatan hukum internasional untuk perdamaian yang dianjurkan oleh DPCW.
“Kebutuhan yang paling mendesak adalah penghentian perang. DPCW yang dirancang oleh para ahli hukum internasional menawarkan pendekatan praktis untuk mencegah konflik. Jika pemimpin mencintai rakyatnya, mereka harus bekerja sama untuk menerapkan langkah-langkah pembangunan perdamaian,” kata Lee.
Menurutnya, dunia tanpa perang berlaku untuk semua orang di dunia ini, yang berarti bahwa setiap dedikasi individu sebagai utusan perdamaian untuk pembangunan perdamaian akan membuat dunia yang damai.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pada Pertemuan Komite Perdamaian Hukum Internasional HWPL ke-5, Hrant Bagratyan, Mantan Perdana Menteri Armenia, mengatakan, tidak hanya deklarasi ini dan pekerjaan damai HWPL yang bermanfaat bagi tingkat masyarakat tertentu namun merupakan alat yang pasti untuk membawa perdamaian bagi masyarakat dunia.
“Tanpa batas pada satu sektor (saja), lebih banyak orang mengangkat suara mereka untuk mendesak apa yang perlu pada zaman kita,” kata Bagratyan menyerukan kerja sama setiap sektor masyarakat untuk menerapkan DPCW ke dalam dokumen yang mengikat secara hukum.
Sementara pada Forum Pengembangan Pendidikan Perdamaian untuk Menyebarkan Budaya Damai, Maria Eugenia Barrios Robles de Mejía, Wakil Menteri Kementerian Pendidikan di Guatemala, mengatakan, semua orang dapat berkontribusi dalam mempromosikan budaya damai di dunia.
“Kami akan membantu warga masa depan bersikap lebih toleran satu sama lain dan bahwa dialog atau diskusi adalah cara untuk menerima perbedaan mereka dan menyelesaikan konflik mereka. Anda dan saya bertanggung jawab untuk mempromosikan budaya damai ke generasi berikutnya,” ujarnya.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Pada Konferensi untuk Jaringan Media Perdamaian Global yang diikuti 90 wartawan dari sekitar 50 negara membahas kebebasan pers dalam kaitannya dengan peran jurnalisme di dalam fondasi jaringan media global untuk pembangunan perdamaian.
“Jurnalisme memainkan peran penting dalam memberikan suara kolektif masyarakat global untuk tujuan perdamaian bersama yang sama. Sekarang adalah waktu untuk menghubungkan lokal dan nasional dengan tata kelola perdamaian,” kata Ian Seo, Chief Manager Departemen Pers Internasional HWPL saatmemperkenalkan inisiatif platform jaringan media perdamaian HWPL. (L/R01/P2)
MI’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu