New York, 4 Dzulhijjah 1435/28 September 2014 (MINA) – Badan Energi Atom Internasional PBB (IAEA), yang didukung 18 negara anggota Arab, mendesak Israel bergabung dengan Nuklir Non-Proliferation Treaty (NPT).
Pada konferensi tahunan badan itu di Markas Besar PBB di New York, negara-negara Arab mengecam Israel karena memiliki senjata nuklir dalam jumlah yang sangat besar.
Namun demikian sebuah usul resolusi yang dimaksudkan untuk menekan Israel bergabung dengan NPT, ditolak dengan 58 suara lawan 45, sementara 27 negara abstain, demikian dilaporkan Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip Mi;raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Usulan Resolusi tersebut menyatakan keprihatinan “tentang kemampuan nuklir Israel,” mendesak Israel untuk bergabung dengan NPT dan menempatkan fasilitas nuklirnya di bawah pengawasan internasional.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Sementara itu, dengan perbandingan suara 117 mendukung dan 0 yang menolak, sementara 13 negara abstain, sidang mendukung resolusi diajukan Mesir yang menyerukan “semua negara di kawasan Timur Tengah” untuk bergabung dengan NPT.
Rancangan tersebut resolusi didengungkan seperti sebelumnya pada pertemuan tahunan Badan Energi Wina berbasis Atom Internasional.
Selama ini IAEA menolak menempatkan mengawasi nuklir besar Israel di bawah pengawasan internasional, sementara negara-negara yang tidak pernah meggunakan energi nuklir, hampir dengan suara bulat menginginkan Israel ditempatkan di bawah pengawasan IAEA.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memuji keputusan sidang IAEA yang menolak resolusi sebagaimana diinginkannya yang dikatakannya . sebagai suara penolakan terhadap upaya diulang oleh negara-negara Arab untuk mengutuk dan mengisolasi Israel di IAEA.”
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Menteri Luar Negeri Israel menyebutnya sebagai “kemenangan bagi diplomasi Israel.” (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza