Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibadah Haji dan Kesatuan Umat Islam

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - 19 detik yang lalu

19 detik yang lalu

0 Views

Jamaah haji (foto: ig)

HAJI sebagai rukun Islam kelima, di dalamnya akrab dengan nilai-nilai sosial, kebersamaan, persatuan dan kesatuan umat Islam.

Ritual-ritual sarat makna yang dilakukan sebagai kesempurnaan ibadah haji, seperti memakai kain ihram, mengucapkan talbiyah, melakukan thawaf mengitari Ka’bah, Sa’i dari Shafa ke Marwah, lempar jumrah, dan puncaknya wuquf di Arafah, sarat akan makna kehidupan berjamaah.

Jamaah haji memakai kain Ihram yang sama putih tak berjahit, yang dikenakan jamaah laki-laki, menandakan bahwa sesungguhnya tidak ada perbedaan antara si kaya dan si miskin, pejabat dan rakyat. Semua memiliki derajat sama di hadapan Allah, tidak ada perbedaan rasisme, kecuali semata-mata karena takwanya.

Allah menyebutkan di dalam firman-Nya:

Baca Juga: Label Halal Kok Haram?

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya : “….. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q.S. Al-Hujurat [49] : 13).

Prosesi lainnya, lempar jumrah, merupakan pertanda penumpasan terhadap segala bentuk kezaliman, penjajahan, pendudukan, aneksasi dan penindasan antar sesama.

Ini pun dapat memberi makna bahwa segala bentuk kezaliman dan permusuhan terhadap Islam dan Muslimin, tidak akan dapat dikalahkan hanya dengan satu atau dua orang berpecah-belah. Tetapi hanya dapat diatasi dengan cara hidup berjamaah, bersatu dalam kepemimpinan yang mengikuti jejak kenabian.

Baca Juga: Al-Aqsa Tercemar, Luka di Tanah Suci

Persatuan dan kesatuan umat inilah hikmah terbesar dalam seluruh rangkaian ibadah haji, di mana jamaah haji dari seluruh dunia larut dalam satu kesatuan pakaian serba putih. Para hujjaj pun thawaf mengelilingi Ka’bah yang satu, menyembah Tuhan yang satu, mengikuti manasik dari Nabi yang satu, membaca talbiyah dan berdzikir dalam bahasa yang satu, “Labbaika Allahumma labbaika”.

Lewat perhelatan akbar haji kaum Muslimin sedunia inilah, Allah mengingatkan bahwa sesungguhnya umat Islam di seluruh dunia adalah umat yang satu.

Allah menyebutkan tentang umat yang satu di dalam firman-Nya:

إِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ

Baca Juga: 5 Hikmah Hidup Berjama’ah dalam Al-Qur’an dan Hadis

Artinya : “Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku”. (Q.S. Al-Anbiya [21] : 92).

Kewajiban kaum Muslimin hidup berjama’ah merupakan syariat Allah. Karena itu, mengamalkannya sama dengan menegakkan syari’at Allah di permukaan bumi ini.

Ditegaskan pada ayat-Nya :

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

Baca Juga: Al-Jama’ah, Kunci Kesuksesan Dunia dan Akhirat

Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali [agama] Allah seraya berjama’ah dan janganlah kamu bercerai berai…..” (Q.S. Ali Imran [3] : 103).

Begitulah, momentum ibadah haji, yang mempertemukan umat Islam dari berbagai penjuru dunia. Mereka bukan hanya melakukan rangkaian manasik haji. Namun juga dapat saling bertemu, berta’aruf dan saling memperkuat persaudaraan, ukhuwah Islamiyah, kal jasadil wahid.

Hingga kelak berlanjut usai kembali ke tanah air masing-masing, tetap terjalin komunikasi era digital yang sangat memungkinkan saat ini, terjalin sebagai satu umat yang tak terpisahkan. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Kebersamaan dalam Jama’ah, Kekuatan yang Terlupakan

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Kolom
Kolom