Oleh: Illa Kartila – Redaktur Senior Miraj Islamic News Agency/MINA
Keinginan Yayuk, kepala sekolah sebuah sekolah dasar di desa Tempel, Kabupaten Sleman, untuk melihat dari dekat masjid Kubah Emas di Kota Depok, sudah lama dipendamnya. Dia makin penasaran setelah mendengar cerita dari kerabatnya yang pernah ke sana, bahwa masjid itu sangat mewah dan megah.
Pekan lalu, “impiannya” itu terkabul manakala dia bersama sekitar 40 kepala sekolah dasar lainnya dari Sleman, melakukan wisata ke Depok, Jakarta dan Bandung. Rombongan ini sengaja berangkat dari Yogyakarta sore hari agar tiba di Depok pada dinihari menjelang shalat subuh.
“Alhamdulillah kami tiba di masjid sekitar pukul 03.30 sehingga bisa membersihkan diri dulu sebelum berwudhu menjelang shalat subuh berjamaah. Keinginan kami untuk bisa shalat di masjid yang terkenal ini sudah kesampaian,” kata Yayuk dalam bincang-bincang dengan penulis di selasar masjid Kubah Emas.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Dia mengaku takjub menyaksikan masjid yang megah dan luas itu. Namun sambil tersenyum dia bertanya, “apakah lima kubahnya itu seluruhnya terbuat dari emas? Berapa kira-kira beratnya ya? Karena terbuat dari emas, pasti membangun masjid ini biayanya sangat mahal,” katanya seolah menjawab pertanyaanya sendiri.
Di pelataran masjid yang cukup luas, seorang wanita paruh baya, Munah, meminta cucunya untuk memotret dirinya menggunakan telepon genggam sederhana, dengan latar belakang Kubah Emas. “Mbah ora keto, hpnya cilik (Nek gak bisa, hpnya kekecilan – red),” kata si cucu.
Munah, asal sebuah desa di Kebumen, berkunjung ke masjid Kubah Emas bersama keluarganya. “Kami terlambat sampai sini, sehingga tidak bisa ikut shalat subuh. Jadi kami melakukan shalat sunat dhuha saja. Mau menunggu shalat dhuhur masih lama, karena kami masih harus meneruskan perjalanan ke tempat lain.”
Sebelum beranjak pergi, wanita tua itu kembali mengarahkan pandangannya ke arah masjid. “Saya baru kali ini melihat masjid yang sangat besar dan indah. Entah kapan kami bisa ke sini lagi. Di desa kami hanya ada mushola saja, karena masjid agung adanya di kota.”
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Masjid Kubah Emas yang nama aslinya masjid Dian Al Mahri terletak di Jl. Maruyung Raya, Kecamatan Limo, Kota Depok. Masjid megah ini berkapasitas 20 ribu jemaah berdiri kokoh di atas lahan seluas 70 hektare. Masjid ini mulai dibangun April 1999 oleh seorang dermawan asal Banten, Hj Dian Juriah Maimun Al Rasyid.
Wanita pengusaha ini membeli tanah di kawasan itu sejak tahun 1996. Rencananya, selain masjid, lahan ini akan dijadikan Islamic Centre yang dilengkapi dengan lembaga dakwah dan rumah tinggal yang merupakan bagian dari konsep pengembangan sebuah kawasan terpadu – dinamakan Kawasan Islamic Center Dian Al-Mahri.
Meski pembangunannya sudah berlangsung sejak tahun 1999, tetapi masjid ini baru dibuka untuk umum pada 31 Desember 2006, bertepatan dengan Idul Adha 1427 H. Setelah shalat Idul Adha, pemilik masjid langsung meresmikan masjid ini dihadiri sekira 5 ribu jamaah.
Lima kubah
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Berdasarkan data tertulis, bangunan masjid memiliki luas 60 x 120 meter atau sekitar 8.000 m2, terdiri dari bangunan utama, mezanin, halaman dalam, selasar atas, selasar luar, ruang sepatu, dan ruang wudhu. Masjid mampu menampung 15 ribu jemaah shalat dan 20 ribu jemaah taklim. Kabarnya, masjid ini merupakan salah satu di antara masjid-masjid termegah di Asia Tenggara.
Masjid Dian Al Mahri memiliki 5 kubah. Satu kubah utama dan 4 kubah kecil. Seluruh kubah dilapisi emas setebal 2 sampai 3 milimeter dan mozaik kristal. Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal, berdiameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter. Sementara 4 kubah kecil lainnya berdiameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter.
Relief hiasan di atas tempat imam terbuat dari emas 18 karat. Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah berlapis bahan prado atau sisa emas.
Ruang utama masjid berukuran 45×57 meter, dapat menampung sebanyak 8.000 jamaah. Masjid ini memiliki 6 minaret berbentuk segi enam yang tingginya masing-masing 40 meter. dibalut granit abu-abu dari itali dengan ornamen yang melingkar. Pada puncak minaret terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Kubah masjid ini mengacu pada kubah di masjid-masjid Persia dan India. Lima kubah melambangkan rukun Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang materialnya diimpor dari Italia.
Di langit-langit kubah terdapat lukisan langit yang warnanya dapat berubah sesuai dengan warna langit pada waktu-waktu shalat dengan menggunakan teknologi tata cahaya yang diprogram dengan komputer.
Interior masjid ini menampilkan pilar-pilar kokoh yang tinggi menjulang untuk menciptakan skala ruang yang agung. Ruang masjid didominasi warna monokrom dengan unsur utama warna krem, untuk memberi karakter ruang yang tenang dan hangat.
Materialnya terbuat dari bahan marmer yang diimpor dari Turki dan Italia. Di tengah ruang, tergantung lampu indah yang terbuat dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton, yang dikerjakan oleh ahli dari Italia.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Masjid menggunakan material emas dengan 3 teknik pemasangan: pertama, serbuk emas (prada) yang terpasang di mahkota/pilar, kedua gold plating yang terdapat pada lampu gantung, ralling tangga mezanin, pagar mezanin, ornament kaligrafi kalimat tasbih di pucuk langit-langit kubah dan ornament dekoratif diatas mimbar mihrab, yang ketiga gold mozaik solid yang terdapat di kubah utama dan kubah menara.
Setiap kubah memiliki ketebalan emas 2 sampai 3 milimeter. Emas kubah tersebut kemudian dilapisi lagi dengan mozaik kristal.
Kamis ditutup
Meski masjid ini terbuka untuk umum, namun beberapa bagian harus tetap steril seperti menara masjid. Masjid Dian Al Mahri tutup pada hari Kamis, karena menurut pengurus masjid, digunakan untuk keperluan persiapan shalat Jumat. Pada hari lainnya masjid dibuka pada pukul 10.00 pagi hingga 20.00 malam dan untuk shalat subuh hingga pukul 07.00 pagi.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
Jumlah pengunjung biasanya melimpah pada hari Jumat sampai Minggu. Saat shalat Jumat, minimal 5 ribu jemaah memadati masjid. Sementara pada hari Minggu, terlebih di saat liburan sekolah, jumlah pengunjung biasanya mencapai 10 ribu orang. Pada hari-hari biasa, jumlah jemaah tidak terlalu banyak.
Pagi itu rombongan-rombongan yang tiba lebih dulu mulai bersiap-siap untuk pulang, sementara bus-bus wisata dan mobil-mobil pribadi yang baru tiba antri di gerbang untuk membayar parkir sebesar Rp10 ribu. Sayangnya ketika mau pulang, di tempat parkir kendaraan pribadi diminta lagi Rp5.000 dan ketika keluar gerbang “pa ogah” minta Rp2.000.
Pengunjung bebas keluar masuk masjid, namun demikian ada beberapa aturan yang harus dipatuhi agar suasana ibadah tetap nyaman, antara lain jamaah dilarang membawa makanan dan minuman ke lingkungan masjid. Anak di bawah usia 9 tahun juga dilarang memasuki masjid.
Untuk masuk ke dalam masjid, jemaah wajib berpakaian yang menutup aurat – kaum hawa harus mengenakan jilbab. Alas kaki/sandal harus dititipkan ke bagian penitipan yang taripnya serelanya. Pada siang hari halaman luar lantai depan masjid sangat panas, karena itu diberi karpet plastik.
Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel
Pengunjung dilarang menginjak rumput yang ada di taman sekitar masjid. Bagi pengunjung yang ingin berteduh dan sekedar beristirahat, tersedia ruang serbaguna di seberang masjid.
Dari arah Jakarta masjid Kubah Emas bisa dicapai lewat RS Fatmawati, dari tol arah ke Pondok Indah. Jika tidak lewat tol, bisa lewat Jl. TB Simatupang, belok ke kiri RS Fatmawati, lurus melewati dua lampu merah hingga pasar Pondok Labu dan sampai di kampus UPN, kemudian ambil ke arah kanan.
Ikuti jalan melewati lapangan Golf Pangkalan Jati sampai lampu merah dan belok ke kiri ke arah Depok, lurus saja sampai ke Cinere Mall, melewati SPBU, terus hingga sampai Masjid Dian Al-Mahri yang beken itu – di mana ibadah bisa dilakukan sambil rekreasi. (R01/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Catatan Perjalanan Dakwah ke Malaysia-Thailand, Ada Nuansa Keakraban Budaya Nusantara