Jakarta, MINA – Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) menggelar talkshow dengan tema Jejak Bulan Sabit di Nusantara dari Kesultanan hingga Lembaga Kemanusiaan di Islamic Book Fair 2020, JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (26/2).
Pembicara Takshow diantaranya adalah Guru Besar Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sukron Kamil, Sejarawan Ahmad Mansur Suryanegara.
Sukron Kamil memaparkan sejarah lambang bulan sabit. Mengapa lambang bulan sabit banyak digunakan oleh organisasi Islam.
“Dahulu di masa Umar bin Khattab bulan sabit menanda sejarah bulan baru, saat itu dipengaruhi inspirasi hijrah Nabi dan para sahabat ke Madinah,” ujarnya.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Ia mengatakan logo bulan sabit juga digunakan sebagai simbol kekhilafahan terakhir Turki Utsmani.
Dari Khilafah yang berpusat di Turki itulah pengaruhnya sampai ke nusantara, dan yang awal menggunakan simbol tersebut adalah Aceh dengan bendera alam peudeungnya.
“Selain itu, hampir semua kerajaan Islam di Indonesia juga menggunakan logo bulan sabit,” jelas Sukron.
Kemudian dari kerajaan, bulan sabit juga digunakan pada masa berikutnya oleh organiasi Islam pertama yaitu Syarikat Islam.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
“Namun dalam bahasa simbol, yang paling penting maknanya, kenapa digunakan dan apa motifnya,” katanya.
Ia juga menjelaskan bulan sabit digunakan oleh pergerakan Islam sebagai tanda kemanusiaan dan tanda perubahan dari kegelapan menuju cahaya Islam, hijrah menuju kebaikan.
Dalam acara tersebut, BSMI juga menggelar acara pelantikan pengurus BSMI Provinsi DKI Jakarta serta pengurus tingkat Kota se-DKI Jakarta.(L/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)