Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibu Berilmu, Pilar Utama Peradaban

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 1 menit yang lalu

1 menit yang lalu

0 Views

Muslimah tak berilmu hanya akan melahirkan anak-anak tanpa arah.(Foto: ig)

DI BALIK setiap peradaban besar yang lahir di muka bumi, selalu ada sosok perempuan tangguh yang berdiri di balik layar sejarah—seorang ibu. Ia bukan sekadar pengasuh, bukan hanya pendidik pertama, tetapi penentu arah masa depan manusia. Dan ketika seorang ibu berilmu, maka sejatinya ia sedang membangun pondasi bagi tegaknya peradaban yang bermartabat.

Ilmu bagi seorang ibu bukan sekadar hiasan, bukan pula sekadar syarat sosial agar terlihat “modern”. Ilmu adalah cahaya—yang menerangi rumah tangga, menuntun anak-anaknya dalam kegelapan zaman, dan menguatkan langkah suaminya dalam menapaki perjalanan kehidupan. Ibu yang berilmu tahu bagaimana mendidik anak bukan dengan amarah, tetapi dengan hikmah. Ia paham bahwa setiap tangisan anaknya adalah bahasa cinta yang butuh kesabaran, dan setiap kesalahan kecil adalah peluang untuk mengajarkan kebijaksanaan.

Ketika seorang ibu memiliki ilmu agama, maka ia tidak mudah goyah oleh arus zaman. Ia tahu bahwa kemajuan teknologi tidak boleh menenggelamkan nilai-nilai akhlak. Ia tahu bahwa anak bukan sekadar perlu pintar membaca dan berhitung, tetapi juga harus belajar mengenal Tuhannya. Ia tidak membiarkan gawai menjadi guru, atau media sosial menjadi tempat anak mencari makna hidup. Ia hadir, menuntun, dan menanamkan keimanan di hati mereka dengan kelembutan yang tak bisa digantikan siapa pun.

Ibu yang berilmu mengerti bahwa setiap ucapan dan perbuatannya adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ketika ia berkata lembut, anaknya belajar tentang kasih. Ketika ia menepati janji, anaknya belajar tentang amanah. Ketika ia berdoa di malam hari dengan air mata yang jatuh di sajadah, anaknya belajar tentang ketundukan dan keteguhan. Dari seorang ibu berilmu, lahir generasi yang tidak hanya cerdas otaknya, tetapi juga bersih hatinya.

Baca Juga: Muslimah dan Amanah Pembebasan Baitul Maqdis, Suara Perjuangan yang Tak Pernah Padam

Lihatlah sejarah: dari rahim ibu-ibu berilmu lahirlah tokoh-tokoh besar yang mengubah dunia. Imam Syafi’i tumbuh dari asuhan ibunya yang salehah dan cerdas, yang rela hijrah dari Gaza ke Makkah demi ilmu anaknya. Imam Bukhari pun belajar kecintaan pada ilmu dari ibunya yang tabah dan penuh doa. Bahkan, di balik keberhasilan para ulama dan pemimpin Islam, selalu ada ibu yang tak dikenal namanya, tapi doanya menembus langit.

Namun kini, di tengah gemerlap dunia modern, banyak ibu yang kehilangan arah karena disibukkan oleh hal-hal yang fana. Media sosial menjadi guru baru, selebriti menjadi panutan, dan budaya instan menggerus nilai keteladanan. Ada ibu yang lebih sibuk mempercantik wajahnya di depan kamera ketimbang memperindah akhlak anaknya di rumah. Ada pula yang menganggap pendidikan agama tidak lagi relevan, padahal justru di situlah kunci keselamatan keluarga.

Ibu berilmu bukan berarti harus bergelar tinggi atau menguasai teori akademik yang rumit. Ibu berilmu adalah ia yang mau belajar, yang mau menambah wawasan, yang mau memahami perannya dengan kesadaran spiritual. Ia membaca Al-Qur’an dengan tadabbur, menelaah makna kehidupan, dan menanamkan nilai-nilai keabadian dalam setiap napas pengasuhan. Ia tahu bahwa menjadi ibu bukan sekadar melahirkan, tapi juga membentuk jiwa.

Seorang ibu yang berilmu akan menumbuhkan cinta belajar di rumahnya. Ia tidak memaksa, tapi menumbuhkan rasa ingin tahu. Ia tidak menggurui, tapi menuntun dengan keteladanan. Ia tidak hanya mengajarkan anaknya untuk sukses di dunia, tapi juga menanamkan tujuan abadi: ridha Allah. Di matanya, keberhasilan sejati bukan sekadar anaknya mendapat pekerjaan bergengsi, tapi ketika anaknya sujud dengan khusyuk, berakhlak dengan indah, dan menebar manfaat bagi umat.

Baca Juga: Ketika Hijâb Hanya Jadi Hiasan: Tangisan Iman Muslimah di Akhir Zaman

Betapa agungnya peran seorang ibu berilmu. Ia adalah madrasah pertama yang mencetak generasi unggul, ia adalah penjaga moral di tengah badai dekadensi, ia adalah guru kehidupan yang tak tergantikan oleh siapa pun. Rumah yang diisi oleh ibu berilmu akan menjadi taman surga kecil di dunia—tempat anak-anak tumbuh dalam cinta, hikmah, dan iman.

Karena itu, wahai para perempuan, belajarlah. Sebelum engkau menjadi istri, sebelum engkau menjadi ibu—bekalilah dirimu dengan ilmu. Sebab dari tanganmu lahir generasi yang akan menentukan arah umat. Jangan pernah merasa cukup dengan pengetahuan yang sedikit. Jadikan belajar sebagai ibadah, dan menuntut ilmu sebagai bagian dari cinta kepada Allah.

Peradaban tidak runtuh karena kurangnya teknologi, tetapi karena hilangnya nilai dan akhlak. Dan nilai itu bermula dari rumah, dari seorang ibu, dari hatinya yang penuh ilmu dan cahaya. Maka, jika engkau ingin mengubah dunia, didiklah para ibu. Sebab ibu berilmu adalah rahim bagi lahirnya peradaban yang bercahaya.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Tersentuh Al-Qur’an, Perempuan Islandia Anti-Islam Ini Dapatkan Cahaya Hidayah

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Tausiyah
MINA Edu
Sosok