Tepi Barat, MINA – Ibu dari seorang balita Palestina, yang meninggal setelah ditembak oleh tentara Israel pekan lalu menuntut keadilan.
Dengan berbaris bersama puluhan pelayat, Marwa Al-Tamimi menggendong balitanya untuk terakhir kalinya, Selasa (6/6), wajahnya pas di telapak tangannya saat dia membungkuk untuk mencium keningnya.
“Saya ingin keadilan untuk anak saya, dan setiap orang yang menembak suami dan anak saya harus bertanggung jawab,” katanya Al-Tamimi seperti dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (7/6).
Muhammad Haitham Al-Tamimi meninggal pada Senin (5/6), karena luka tembak di kepala, yang terjadi setelah dia dan ayahnya diserang tentara Israel di dekat rumah mereka saat mengemudi untuk mengunjungi kerabat.
Baca Juga: Genosida Israel per 27 Agustus 2025: Syahid 62.900 Jiwa
Sementara Haitham Al-Tamimi, sang ayah, ditembak di bahu.
“Ketika saya pergi untuk memeriksa putra saya, saya memberi tahu (tentara) bahwa putra saya terbunuh. Mereka berkata ‘mundur atau kami akan menembak’,” kata sang ibu, yang tidak berada di dalam mobil.
Dalam sebuah pernyataan setelah insiden itu, militer Israel berdalih tentara membalas tembakan untuk melindungi pemukiman ilegal Yahudi.
“IDF menyesali kerugian terhadap non-kombatan dan berkomitmen untuk melakukan segala daya untuk mencegah insiden seperti itu,” kata pernyataan itu.
Baca Juga: Barcelona Tetapkan Gaza sebagai Distrik Simbolis ke-11 untuk Perkuat Solidaritas
Menurut kantor Pertahanan Palestina untuk Anak Internasional (DCIP), Al-Tamimi adalah salah satu dari 27 anak di bawah umur Palestina yang tewas akibat aktivitas militer dan pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki dan Gaza sejak Januari.
“Tanpa pertanggungjawaban, kejahatan Israel terhadap rakyat/anak-anak kami akan terus berlanjut,” tulis Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, dalam sebuah tweet. (T/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB: Israel Bunuh 982 Warga Palestina di Tepi Barat Sejak Oktober 2023