Oleh : Ali Farkhan Tsani, Wartawan MINA (Mi’raj News Agency)
Komunitas mualaf, orang-orang yang menjadi Muslim, terus berkembang di Inggris. Sebuah laporan dari organisasi nirlaba bidang multi-keyakinan berbasis di London, Faith Matters menyebutkan hal itu.
Fiyaz Mughal, Pendiri dan Direktur Faith Matters menunjukkan, ada komunitas mualaf yang bersemangat dan terus berkembang di Ingris.
“Hampir setengah dari mualaf merupakan warga etnis Inggris kulit putih. Banyak dari mereka merupakan individu yang dapat bertindak sebagai jembatan antara Muslim dan non-Muslim,” ujarnya. seperti disebutkan dalam laporannya tahun 2010, yang diperbaharui kembali tahun 2022.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-16] Jangan Marah
“Para mualaf Muslim memiliki peran dalam mendukung kesatuan masyarakat dan dalam mengurai norma-norma budaya,” lanjutnya.
Jumlah mualaf di Inggris ini, hingga tahun 2022, tercatat sekitar 100 ribu Muslim. Angka ini meningkat dua kali lipat dari satu dasawarsa terakhir.
Tahun 2021, tercatat sebanyak 3.466 dari 5.200 orang mualaf adalah perempuan kulit putih. Jumlah itu setara dengan dua pertiga dari jumlah keseluruhan mualaf.
“Mereka umumnya mengaku muak dengan imoralitas dan konsumerisme yang berlaku di masyarakat Inggris,” catatan akun YouTube Tinta Hikmah, yang dirilis tanggal 15 Mei 2022. Video viral ini ditonton 1.936.336 pengunjung.
Baca Juga: Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya
Dari segi gender, kebanyakan mualaf itu adalah perempuan kulit putih usia 20-30 tahunan.
Kaum perempuan mualaf, sebagian besar adalah ibu-ibu yang sudah berumah tangga, dan punya tanggungan anak. Mereka, kaum ibu-ibu itu, kemudian mulai mengubah gaya berpakaiannya. Mereka mulai mengenakan jilbab untuk menutup auratnya, setelah menjadi Muslimah.
Lebih dari setengahnya mulai mengenakan jilbab. Bahkan 5% di antaranya telah memakai burka (cadar).
Banyak di antara kaum perempuan itu mengatakan, mereka mengalami kesulitan setelah menjadi mualaf. Itu karena sikap negatif di antara keluarga mereka, dan opini media yang mendeskreditkan mereka.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-15] Berkata yang Baik, Memuliakan Tamu, dan Tetangga
Namun mereka bangga, dan tidak peduli, walaupun sebagian masyarakat juga memandangnya, “menjadi lebih konservatif”.
Mereka kaum ibu-ibu itu memperoleh pengetahuan tentang Islam melalui Islamic Studies. Kalau kita di Indonesia dikenal dengan Pengajian atau Majelis Taklim.
Komunitas perempuan The New Muslim Women’s Group adalah salah satu kelompok pengajian di Inggris.
Kelompok ini secara khusus dibentuk untuk menyediakan kegiatan pengajian, pendidikan, dan sosial. Sasarannya adalah untuk mendukung kaum perempuan yang berpikir untuk masuk Islam.
Baca Juga: Masih Adakah yang Membela Kejahatan Netanyahu?
Kelompok di bawah koordinasi The London Central Mosque Trust ini mengadakan pengajian setiap Rabu malam (6.30 pm). Peserta terlebih dahulu harus mengisi form registrasi online untuk menentukan kapasitas seat.
Dari pengajian itu, mereka ibu-ibu itu, kemudian menebarkan nilai-nilai Islam yang membawa kebaikan dan kemajuan untuk sesama.
Mereka kaum ibu-ibu mualaf itu, terus memberikan kontribusi konstruktif untuk keluarganya, masyarakatnya, negaranya dan kebaikan dunia secara global. Insya-Allah. (A/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Catatan 47 Tahun Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina