Ankara, MINA – turkiye/">Ibu Negara Turkiye Emine Erdogan mengatakan, Turkiye mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.
Sikap itu disampaikan Emine pada Rabu (29/11) saat ia memperingati Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina, Anadolu Agency melaporkan.
Dengan menggunakan tagar #FreePalestine di X, Emine mengatakan: “Hari ini, kami berdiri dalam solidaritas dengan orang-orang tak berdosa di Gaza, yang meletakkan kepala mereka di bumi sebagai bantal mereka dan langit di atas menjadi satu-satunya selimut mereka.”
“Tidak ada seorang pun yang akan merasa aman di mana pun di dunia selama orang-orang tak berdosa terus dibunuh secara brutal karena alasan yang tidak adil.”
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
“Kami sekali lagi mengimbau hati nurani masyarakat internasional pada Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina; kami menuntut perdamaian yang segera, permanen, dan berkelanjutan bagi perempuan hamil, bayi baru lahir, dan semua warga sipil yang menjadi korban pembantaian, bukannya gencatan senjata sementara,” tambahnya.
Menurutnya, mereka yang menentang segala bentuk penindasan, terlepas dari pelakunya, dan mereka yang mengutamakan persaudaraan dan belas kasihan daripada menyimpan dendam dan permusuhan harus tahu bahwa mereka tidak sendirian.
“Apapun situasinya, Turkiye akan secara konsisten mendukung orang-orang yang tidak bersalah dan tertindas, dan akan berusaha untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Dan saya yakin bahwa pada akhirnya, umat manusia akan menang,” tambahnya.
Pada Senin malam (27/11), Qatar mengumumkan kesepakatan untuk memperpanjang jeda kemanusiaan selama empat hari dalam pertempuran antara Israel dan Hamas di Gaza selama dua hari tambahan, sehingga pertukaran tahanan akan lebih banyak dilakukan.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Jeda ini memberikan kelonggaran bagi warga Gaza, yang baru saja menghadapi serangan Israel selama enam pekan setelah serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober.
Sejak saat itu, militer Zionis telah membantai lebih dari 15.000 warga sipil di Gaza, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 wanita, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut. Dengan blokade ketat, warga Gaza hanya memiliki sedikit atau tanpa makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan, dalam kondisi kemanusiaan yang putus asa.
Sementara korban tewas resmi di Israel mencapai 1.200 orang, angka yang diyakini oleh kelompok pejuang lebih sedikit dari angka kematian sebenarnya di lapangan. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)