Rabat, MINA – Direktur Jenderal Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Dunia Islam (ICESCO) Dr. Salim Mohammed AlMalik menolak setiap yang menghubungkan Islam dengan tindakan kriminal dan ekstremis.
AlMalik juga menegaskan ICESCO menolak penggunaan istilah “Islamofobia” dan “Terorisme Islam,” yang dengan sengaja dimaksudkan untuk meracuni hubungan internasional, menghasut kebencian dalam menyikapi terorisme, dan menyesatkan opini internasional.
Kantor Berita OKI (UNA-OIC) melaporkan yang dikutip MINA, Jumat (13/11), ia juga menggarisbawahi bahwa Islam adalah agama toleransi yang jauh dari kejahatan teroris dan agenda politik.
AlMalik menambahkan, sebagai bagian dari visi barunya, ICESCO meluncurkan video pendek berjudul “Nafahat Ramadanya” dan “Afaq Fikrya wa Thaqafia” di mana tokoh-tokoh berpengaruh, para tokoh agama, dan cendekiawan mengajak meningkatkan kesadaran tentang isu-isu terkait terorisme dan ujaran kebencian.
Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling
ICESCO yang berbasis di Rabat, Maroko, juga telah mengadakan forum virtual internasional tentang peran kepemimpinan agama dalam menghadapi krisis, yang mengeluarkan dokumen bersejarah “Deklarasi ICESCO untuk Solidaritas Moral”.
Dokumen tersebut diserahkan kepada para pengambil keputusan dunia di G20 dan PBB.
“ICESCO, bekerja sama dengan mitranya, meluncurkan program aksi baru untuk kepentingan universitas dan lembaga penelitian serta semua peneliti, mahasiswa, dan kaum muda untuk memastikan kekebalan intelektual dari wacana ekstremis,” tegas Direktur Jenderal.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa “ICESCO telah memulai persiapan panduan pertama tentang dekonstruksi wacana ekstremisme dan ensiklopedia internasional pertama tentang dekonstruksi wacana ekstremisme.”
Baca Juga: Warga Palestina Mulai Kembali ke Yarmouk Suriah
ISESCO adalah lembaga didirikan oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada Mei 1979 dan mempunyai 52 negara anggota.(T/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel