ICMI DORONG PENDIRIAN BANK WAKAF INDONESIA

Logo ICMI. (Foto: Arsip)
Logo . (Foto: Arsip)

Jakarta, 26 Jumadil Awwal 1436/17 Maret 2015 (MINA) – Ikatan Cendekiawan Muslim se- (ICMI) akan mendorong realisasi pendirian Indonesia dalam kesempatan pertemuan antara ICMI dengan Islamic Development Bank (IDB) di Jeddah.

“Saat pertemuan 10 Prominent Figures Ummat di Jeddah itu, saya akan mengupayakan agar ICMI bisa membuat MoU dengan IDB soal bank ini. Sekaligus juga membicarakan technical assistant dalam pendirian dan pengoperasian Bank Wakaf nantinya”, ujar Ketua Presidium ICMI, Dr. Sugiharto, di hadapan pengurus ICMI beberapa waktu lalu, di Universitas Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Dukungan itu diberikan Sugiharto kepada Kelompok Kerja (Pokja) pendirian Bank Wakaf yang sedang digagas oleh Dr. Zainulbahar Noor, yang juga merupakan pendiri Bank Muamalat Indonesia, demikian siaran pers yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.

Jafar Hafsah dari Dewan Pakar ICMI, masuk dalam Tim Pokja itu. Tim ini mendapat dukungan dari PBNU, Muhammadiyah, MUI, Asosiasi Perbankan Syariah, serta ICMI sebagai lokomotifnya. Fokus kerja Tim Pokja ini adalah permodalan dan kelembagaan termasuk di dalamnya legalitas (hukum).

Pertemuan itu juga merupakan kelanjutan hasil Silaknas ICMI di Gorontalo beberapa waktu silam. Dalam Silaknas ICMI Tahun 2014 merekomendasikan ICMI mendirikan Bank Umum Syariah yang bertujuan “sosial” dengan sumber permodalan dari wakaf dan sumber lain yang bersifat keagamaan (infaq, shadaqoh, hibah). Bank itu dinamakan Bank Wakaf Indonesia.

“Jika Bank Wakaf ini berhasil didirikan, maka ini akan menjadi yang pertama dan satu-satunya Bank Wakaf yang ada di dunia saat ini,” ungkap Sugi.

Bank Wakaf ini nantinya akan dimanfaatkan untuk memberdayakan sektor UMKM yang selama ini terkendala kurangnya modal untuk berjalan, karena tidak memiliki agunan. Padahal, sektor UMKM adalah penyumbang nilai ekspor terbesar Indonesia.

Sementara itu, Zainulbahar Noor juga mengungkapkan optimisnya bahwa lembaga berbasis Wakaf ini akan dapat terwujud, terlepas dari pro kontra pemerintah terhadap gagasan ini.

“Bukankah komposisi para pemimpin ekonomi Indonesia adalah tokoh-tokoh muslim, pastilah mereka sangat mendukung karena untuk kepentingan umat. Jika bersikap sebaliknya, justeru sangat aneh,” ujar Zainul.

Meski demikian, masalah utamanya nanti adalah bagaimana Bank Wakaf ini dapat mengumpulkan modal dalam bentuk Wakaf uang. “Itu gampang sebenarnya kalau sudah jalan, yang kita harapkan nantinya Bank Wakaf ini akan jadi kulturnya masyarakat Indonesia,” kata Zainul. (T/R05/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0