Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ICMI: Idul Adha Jadi Momentum “Berkurban” Buang Ego Politik

Hasanatun Aliyah - Rabu, 22 Agustus 2018 - 00:24 WIB

Rabu, 22 Agustus 2018 - 00:24 WIB

2 Views

Ketua Umum ICMI, Jimly Asshiddiqie. (Foto: Risma MINA)

Jakarta, MINA – Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) mengimbau agar hari raya Idul Adha 1439 Hijriah dapat menjadi momentum semangat anak bangsa untuk saling berlomba melakukan kebaikan (fastabiqul khaerat), dan berkurban membuang ego kepentingan politik.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum ICMI, Jimly Asshiddiqie, Selasa (21/8). Apalagi momentum perayaan Idul Adha tahun ini ternyata beriringan dengan musibah bencana alam gempa bumi yang dialami masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan begitu bisa menjadi momentum yang tepat menunjukkan bahwa sesama anak bangsa mampu berkorban membantu saudaranya.

“Tak perlu membuat gaduh di media massa dan media sosial. Jika ingin membantu saudara-saudara kita di NTB silahkan saja tanpa membuat kegaduhan. Dengan cara dan kerja masing-masing, mari berbagi untuk korban gempa bumi di NTB,” kata Jimly sebagaimana keterangan pers yang diterima MINA.

Menurutnya, yang seharusmya dilakukan sesama anak bangsa terhadap korban bencana alam gempa bumi di NTB dalam suasana semangat Idul Adha adalah dengan semakin meningkatkan kepedulian.

Baca Juga: Transaksi Judi Online di Indonesia Mencapai Rp900 Triliun! Pemerintah Siap Perangi dengan Semua Kekuatan

“Tak perlu menjadikan bencana alam di NTB sebagai isu komoditas politik, seharusnya kita saling membantu meringankan penderitaan para korban yang sudah hampir kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan, misalnya dengan rekonstruksi dan renovasi,” ucapnya.

Lebih lanjut ia meminta, semua komponen masyarakat Indonesia, terutama umat Islam, pada hari raya Idul Adha tahun ini mendoakan para korban bencana alam gempa bumi di NTB supaya selalu dalam kondisi baik-baik dan musibah tak terjadi lagi.

Terkait munculnya perbedaan waktu hari raya Idul Adha antara Arab Saudi dan Indonesia, Jimly menuturkan, supaya tidak dipermasalahkan perbedaannya. Sebab, ucap Jimly, ada kalangan masyarakat yang pada Selasa (21/8) juga telah melaksanakan shalat Idul Adha.

“Terjadinya perbedaan pelaksanaan shalat Idul Adha tak perlu dibesar-besarkan. Itu lumrah saja selama masing-masing pihak punya landasan hukum yang kuat dalam agama,” kata Jimly.

Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama telah menetapkan bahwa hari raya Idul Adha 1439 Hijriah atau tahun 2018 pada hari Rabu (22/8). Keputusan tersebut diambil melalui sidang isbat menggunakan pedoman yang ditetapkan Majelis Ulama Indonesia (MUI). (R/R10)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia