Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ICMI JABAR: UMAT ISLAM HARUS WASPADAI SKENARIO ZIONIS

Nidiya Fitriyah - Senin, 28 Desember 2015 - 21:47 WIB

Senin, 28 Desember 2015 - 21:47 WIB

559 Views ㅤ

Foto: ICMI
Foto: ICMI

Foto: ICMI

Jakarta, 17 Rabi’ul Awwal 1437/28 Desember 2015 (MINA) – Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI) Orwil Jabar kembali menggelar kegiatan bulanan mudzakarah cendekiawan dalam menyoroti dan merumuskan jalan keluarnya atas berbagai masalah keumatan. Untuk bulan ini mengambil tema “Skenario Global Yahudi Terhadap Dunia Islam dan Indonesia,” di Kota Bandung baru-baru ini.

Acara yang dihadiri para Dewan Pakar ICMI Jabar dan kaum Muslimin ini menghadirkan narasumber; pengamat politik Obsatar Sinaga , Guru besar UIN SGD Dedi Ismatullah, dan mantan anggota Wantanas M.Baharun. Demikian dilaporkan ICMI Media, yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin (28/12).

Dalam paparan Obsatar Sinaga menyampaikan salah satu berhasilan gerakan konspirasi Yahudi dengan gerakan zionisnya di berbagai Negara termasuk Indonesia karena dilakukan secara teroganisir dan sistemik. Dengan dua cara tersebut saja,imbuhnya, sudah mempunyai dampak yang luas dan merata dalam berbagai bidang kehidupan baik lokal maupun global.

“Konspirasi yang paling umum dan terlihat nyata adalah menciptakan jebakan krisis ekonomi. Sektor ekonomi adalah sektor yang paling sensitif dalam ekonomi baik individu maupun bermasyarakat. Ketika perekonomian kacau maka akan merembet ke sektor lainnya khususnya politik,” jelasnya.

Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi

Ia menambahkan jurus ampuh dan cepat untuk mengatasi krisis ekonomi tersebut adalah dengan meminjam kepada pihak ketiga baik lembaga donor khususnya IMF maupun pemilik modal swasta.

Menurutnya jebakan ekonomi Zionis ini banyak mulusnya karena dibungkus dengan kemasan paket kebijakan atau bantuan kemanusiaan baik langsung maupun jangka panjang maka jeratan ekonomi tersebut akan mempengaruhi kebijakan politik suatu negara baik dalam maupun luar negeri.

“Ini dapat kita rasakan bagaimana perjalanan politik di Indonesia pasca krisis ekonomi 1998 hingga saat ini. Meski sudah berganti empat presiden dan kabinet namun tidak mengalami perbaikan secara signifikan baik sektor ekonomi maupun kegaduhan politiknya,” imbuh Guru Besar Fisipol Unpad ini.

Menurutnya untuk bisa kembali bangkit dan mandiri diperlukan adanya kesadaran akan adanya cengkraman tersebut lalu bertekad yang kuat terlepas. Namun demikian,menurutnya,untuk dua hal tersebut diperlukan sosok pemimpin yang “out of the book” sehingga mampu bangun bangsa tanpa dominasi asing dalam pemerintahannya.

Baca Juga: ICMI Punya Ruang Bentuk Kader-kader Indonesia Emas 2045 

“Selama pemimpinnya masih tunduk pada program global Zionis atau istilahnya antek Amerika maka akan sulit. Saya melihat disinilah tantangan sekaligus peluang ICMI khususnya dan Umat Islam umumnya dengan melahirkan kader terbaiknya untuk tampil memimpin,” tantangnya.

Sementara itu Dedi Ismatullah menyampaikan cengkraman Yahudi dengan gerakan Zionis di Indonesia sudah terasa sejak pasca kemerdekaan. Menurutnya salah satu bukti adalah dengan terhapusnya Piagam Jakarta pada pembukaan UUD 1945,padahal sehari sebelumnya telah disepakati oleh para pendiri bangsa yang mayoritas para ulama. Ia menambahkan dampak dari terhapusnya Piagam Jakarta tersebut merembet pada system perundang-undagan selanjutnya bahkan hingga saat ini.

“Harus kita akui peran Umat Islam masih lemah dalam program legislasi nasional (prolegnas) khususnya yang digulirkan lembaga legislasi baik pusat maupun daerah,” ujar mantan Rektor UIN SGD Bandung ini.

Ia menyebutkan salah satu bukti adalah beberapa produk hukum nasional yang belum atau malah tidak berpihak kepada Umat Islam seperti UU Pornografi,UU Pendidikan Nasional,UU Migas dan berbagai produk undang-undang lainnya. Menurutnya produk-produk hokum tersebut langsung atau jangka panjang akan memarginalkan dan mengkerdilkan peran Umat Islam dalam membangun dan mengelola bangsanya sendiri.

Baca Juga: Antisipasi Kerawanan Pangan, Wamendes PDT Wacanakan Satu Provinsi Satu Desa ICMI

“Jangan lupa fenomena LGBT yang sudah disyahkan di Amerika kasusnya sudah marak di sekitar kita. Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang diusung tokoh liberal yang mengaku muslimah itu juga jeratan dari konspirasi itu. Belum liberalism dalam sektor lainnya,” Dedi mengingatkan.

Ia pun mengakui dari sisi kempemimpinan (leadership) belum ada yang mampu menyatukan (ukhuwah) potensi umat Islam. Para pemimpin, menurutnya, masih sebatas ketua partai atau ormas saja.

Senada dengan Obsatar, Dedi pun memberikan solusi untuk melawan konspirasi tersebut yakni umat Islam kembali ke Al-Qur’an dengan semurni-murninya dengan tidak mencampur antara yang hak dengan yang bathil.

“Cara terbaik ya solusi dari Allah yakni kembali pada Al-Quran dan mencontoh Rasulullah melalui Hadisnya. Kita bangun ukhuwah lewat shalat berjamaah dan berjamaah dalam berbagai kegiatan lainnya. Kalau mereka bisa bersatu menyerang kita mengapa kita bisa berukhuwah melawan mereka?” ajaknya.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Sabtu Ini, Sebagian Hujan Ringan

Dalam pengantarnya Ketua ICMI Orwil Jabar, M.Najib mengungkapkan bahwa kegiatan mudzakarah cendekiawan ini dilakukan rutin setiap bulan dengan mengambil kajian atau tema yang berbeda. Najib juga mengungkapkan bahwa ICMI khususnya Orwil Jabar dalam sejak beberapa tahun kebelakag sudah memulai adanya gerakan kembali ke Al-Qur’an dalam berbagai bentuk kegiatan, baik membaca maupun kajian lainnya.(T/P008/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Terminal Bekasi Berlakukan Ram Check Bus

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Kolom
Khadijah
MINA Health