Jakarta, MINA – Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) mengutuk keras serangan Israel atas Markas Pasukan Perdamaian Persatuan Bangsa-Bangsa (UNIFIL) di Lebanon yang menyebabkan dua prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) terluka.
“Serangan ini adalah pelecehan terhadap Indonesia dan dunia, ICMI mengecam keras tindakan barbar pasukan Israel itu dan meminta agar Pemerintah Indonesia merespon keras dengan tindakan tegas atas Israel karena ini menyangkut kehormatan nama bangsa Indonesia yang dibawa oleh personel TNI melalui Pasukan Garuda di Lebanon,” demikian dikatakan Wakil Ketua ICMI Bidang Politik dan Hubungan Internasional, Andi Anzhar Cakra Wijaya di Jakarta, Jumat (11/10).
Menurut Anzhar, Israel seharusnya menghargai personil pasukan PBB di sana sebagai objek yang mewakili negaranya masing-masing untuk menjaga misi perdamaian dan kemanusiaan sehingga tidak layak untuk diserang siapapun.
“Kita tahu bahwa serangan terhadap peacekeeper (pasukan penjaga perdamaian) adalah pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan resolusi DK PBB 1701 sebagai mandat UNIFIL. Jika Israel masih menghargai PBB, seharusnya mereka menghargai keberadaan pasukan perdamaian disana termasuk TNI,” kata Anzhar.
Baca Juga: Rekor Baru MURI: 44.175 ASN Jabar Pakai Sarung Tenun, Bukti Cinta Budaya Lokal
Dirinya menekankan, pemerintah Indonesia harus mendesak agar pelanggaran itu diselidiki dan pelakunya harus bertanggung jawab.
“ICMI mengapresiasi sikap Menlu RI yang di masa-masa akhir jabatannya masih konsisten berjuang dalam diplomasi luar negerinya, dan menegaskan standing position Indonesia yang tak pernah bergeser membela kedaulatan negara Palestina,” kata Anzhar.
Selain itu, Anzhar menegaskan agar seluruh dunia berusaha keras agar menahan diri untuk tidak terlibat konflik pertempuran di Timur Tengah dengan mengedepankan prinsip perdamaian agar peperangan tidak meluas dan berubah menjadi perang dunia.
“Melihat eskalasi konflik yang semakin meruncing dan bisa meledak menjadi perang dunia, kita harus mengimbau agar semua pihak yang terlibat konflik berdarah itu kembali ke meja perundingan,” jelas Anzhar.
Baca Juga: Indonesia Dukung Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Ia juga mengatakan, semakin luas konflik dan semakin lama akan membuat penderitaan semua pihak semakin terasa berat khususnya rakyat sipil.
“Tidak ada solusi terbaik, kecuali menghentikan pertempuran dan kembali ke meja perundingan,” pungkas Anzhar.
Pasukan Zionis Israel menyerang pasukan perdamaian yang tergabung dalam UNIFIL di perbatasan Lebanon Selatan, yang di dalamnya terdapat Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dua prajurit TNI dikabarkan terkena serangan.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Hariyanto menyatakan, luka yang diderita tidak terlalu parah. Prajurit tersebut saat ini telah mendapatkan perawatan.[]
Baca Juga: Gandeng MER-C dan Darussalam, AWG Gelar Pelatihan Pijat Jantung
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!