ICMI: Umat Islam Indonesia Harus Jaga Keutuhan Indonesia

Jakarta, 2 Dzulqa’dah 1437/5 Agustus 2016 (MINA) – Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia () menegaskan sikapnya terkait konflik yang terjadi di baru-baru ini, yakni  umat Islam di Indonesia harus berupaya keras menjaga keutuhan Indonesia agar tidak terpecah belah akibat isu gesekan antar agama.

“Sikap toleransi beragama dalam kehidupan bangsa dan negara sangat diperlukan karena itu adalah sebuah keniscayaan yang membentuk Indonesia menjadi satu negara yang utuh yang harus tetap dipelihara,” kata Sekretaris Jenderal ICMI  Muhammad Ja’far Hafsah. Sebagaimana siaran pers resmi ICMI yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat (5/8).

Menurut Ja’far, kerusuhan rasial yang terjadi di Tanjung Balai, Asahan, Sumatera Utara, disinyalir olehnya merupakan ulah oknum yang ingin terjadi gesekan antar agama di Indonesia.

“Banyak pihak yang tak senang dengan terjadinya kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Dengan berbagai cara salah satunya isu gesekan antar agama selalu dihembuskan agar terjadi konflik antar beragama, antar adat dan antar komponen di Indonesia,” kata Jafar Hafsah.

Sehingga, lanjut Jafar Hafsah, beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab mencoba langsung atau tidak langsung memunculkan kondisi yang kurang kondusif untuk toleransi dan kehidupan bersama ini termasuk di Tanjung Balai beberapa waktu lalu.

 “Selain itu juga adanya pengaruh kelompok-kelompok tertentu di dunia internasional dengan perkembangan komunikasi yang begitu pesatnya sekarang ini,” tambah Jafar.

Karena itu, Sekjen ICMI itu mengharapkan, agar setiap orang  benar-benar memantapkan toleransi beragamanya. “Yang mayoritas harus mengerti bahwa ada minoritas yang harus dilindungi, tetapi minoritas itu juga harus sungguh-sungguh memahami dasar suatu agama dan menghormatinya,” tegas Jafar.

Menurutnya, terkait dengan peristiwa di Tanjung Balai itu adalah salah satu tindakan yang dibuat oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab untuk membuat terjadi gesekan antar umat beragama.

Ia juga meminta kepada pihak kopolisian untuk sungguh-sungguh dalam memahami akar permasalahanya dan saat melakukan proses penyelesaiannya dan mendamaikan harus bersifat adil.

“Jika yang melakukan pelanggaran melakukan tindakan pidana berupa merusak dan lain-lain itu memang berlaku hukum umum. Tetapi semuanya itu dilakukan dengan sebijaksana mungkin, jangan sampai memicu perselisihan baru,” katanya.

Ia juga mengharapkan kepada media untuk proporsional dan adil dalam memberikan pemberitaan.

 “Jangan justru tambah memicu. gunanya media itu menenangkan, untuk meredam bukan saja perselisihan begini tapi meredam kejelekan menjadi menjinakan yang liar,” katanya.

 Begitu juga dengan para pengguna media sosial (medsos), mereka adalah penulis dan menjadi redakturnya diri sendiri, itu juga sama saja prosesnya harus dipikirkan terlebih dahulu sebelum menulis atau mengungkap ide.

 “Jangan terpengaruh dan jangan terpancing dan harus mencerna informasi secara proposional juga. karena yang rugi adalah rakyat, sebab segala perselisihan dan gesekan itu akibatnya adalah menimbulkan luka, baik luka di hati dan fisik yang bisa memunculkan dendam kesumat yang bisa meledak suatu saat,” pungkasnya. (L/P010/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Chamid Riyadi

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.